Lhokseumawe, Buserdirgantara7com — Ribuan warga Kota Lhokseumawe bersatu dalam zikir dan tausyiah agama untuk memperingati ke-19 tahun tragedi bencana tsunami Aceh di Lhokseumawe. Acara yang digelar di Hall Masjid Agung Islamic Center Kota Lhokseumawe ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, seperti Persatuan Majelis Zikir dan Shalawat Almasyad, Forum Samawi, dan Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT).
Pejabat Wali Kota Lhokseumawe, Pj Walikota A. Hanan, SP. MM, serta kepala OPD dan unsur Forkopimda turut hadir dalam peringatan ini. Ketua Panitia Pelaksana, Abdul Halim, LC.,LLM, menjelaskan bahwa pihaknya memilih penceramah dari Tareem Hadramaut Yaman, yaitu Habib Abdullah Bin Abdurrahman Al Muhdor.
Pemko Lhokseumawe dukung penuh untuk acara zikir dan tausyiah ini, dan Pj Walikota A. Hanan berbagi pengalaman pribadi tentang kejadian tsunami, mengajak masyarakat untuk belajar dari musibah tersebut.
“Kita harus bisa mengambil pembelajaran dari musibah tsunami Aceh pada tahun 2004 dan banjir baru-baru ini sebagai ujian dari Allah SWT,” ujar Pj Walikota A. Hanan. Ia menekankan pentingnya tingkatkan mitigasi bencana dan pelestarian lingkungan, seperti penanaman mangrove, sebagai langkah-langkah untuk melindungi masyarakat.
Pj Walikota A. Hanan ungkapkan rasa optimis bahwa peran masyarakat dalam upaya mitigasi tsunami adalah kunci untuk memperkuat mitigasi dalam menghadapi bencana.
Sementara itu, Habib Abdullah Bin Abdurrahman Al Muhdor, dalam tausiyahnya, menyampaikan pesan optimis dalam bahasa Arab. Beliau menyebutkan Hamba Allah yang meninggal dunia karena musibah seperti kejadian Tsunami, merupakan Mati Syahid. “Allah SWT akan mengampuni dosa hamba yang mati syahid, namun tidak dengan hutang dengan sesama ummat manusia,” jelasnya yang diterjemahkan oleh penerjemah. (Rd)