PALOPO, –Dirgantara7.com | Sebuah video pengeroyokan yang menimpa pelajar SMP di Kota Palopo, Sulawesi Selatan, viral di media sosial.
Pelajar SMP tersebut babak belur dikeroyok saat jam pulang sekolah. Korban dianiaya teman sekolahnya dan anak putus sekolah. Mirisnya lagi salah satu pelaku pengeroyokan diketahui merupakan pelajar yang sudah duduk di bangku SMA.
Diketahui pelajar tersebut diduga siswa di SMPN 7 Kota Palopo, dalam video itu sejumlah siswa mengenakan pakaian cokelat atau Pramuka termasuk korban dan dianiaya oleh rekannya.
Selain itu terdapat pelaku pengeroyokan mengenakan bukan pakaian sekolah dan melakukan penganiayaan, korban dipukuli secara membabi buta dengan pukulan tangan hingga diinjak-injak.
Kasat Reskrim Polres Palopo, Iptu Akhmad Risal mengatakan kejadian itu saat korban menunggu jemputan orangtuanya. Tiba-tiba salah seorang pelaku bertanya dengan mengatakan “kamu anak mana”, korban pun menyebut salah satu jalan di Kota Palopo.
“Begitu si korban menyebut nama salah satu daerah atau jalan, pelaku secara bersama-sama langsung memukuli korban sebagaimana yang tayang atau viral di media sosial,” kata Risal, saat dikonfirmasi, Selasa (1/11/2022) sore.
Lanjut Risal, saat ini pasca beredarnya video tersebut pihaknya sudah memeriksa para terduga pelaku.
“Saat ini ada 6 orang anak terduga pelaku yang kami periksa, termasuk yang dari luar sekolah, jadi ada 4 anak terduga pelaku yang masih sekolah, dan 2 orang anak yang tidak sekolah,” ucap Risal.
Menurut Risal, korban saat ini menjalani perawatan medis di salah satu rumah sakit di Kota Palopo karena mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya.
“Dia dirawat di rumah sakit karena korban menderita luka di bagian kepala dan bagian belakang badannya,” ujar Risal.
Risal menyebut selama Oktober 2022. Polres Palopo menangani perkara anak pelajar sebanyak 7 kasus. “Ada 7 kasus yang kami tangani, pemicunya hanya karena ketersinggungan,” tutur Risal.
Kurangnya pengawasan dari pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Kota Palopo diduga menjadi pemicu utamanya.
Untuk menghindari kasus yang sama, polisi mengimbau agar para orang tua lebih mengawasi anaknya agar tidak terjerumus dalam kelompok yang dapat memicu tindakan kriminal
“Kami imbau kepada orang tua anak supaya membantu pihak pengamanan agar mengontrol anak karena anak-anak sekarang banyak yang bergaul di luar, mungkin juga karena faktor lingkungan untuk itu kami imbau untuk menjaga anak-anak,” harap Risal.
(Red)