Dirgantara7.com//Aceh Utara – Menyikapi perekonomian masyarakat yang tersendat akibat pandemi Covid-19, anggota Babinsa Koramil 29/Langkahan, Aceh Utara, Aceh, berinisiatif memberikan penyuluhan kepada para santri di Dayah Tafidzul Qur,an Di Desa Blang Kecamatan Nisam, untuk menekuni peternakan ulat maggot.
Ulat maggot merupakan salah satu belatung yang punya banyak manfaat. Karena selain berguna bagi lingkungan, belatung juga dapat bernilai ekonomis.
Jenis belatung yang dimaksud adalah “Maggot” atau belatung Black Soldier Fly (BSF/lalat tentara hitam), Maggot juga menjadi makanan kesukaan beberapa hewan ternak seperti ayam, bebek, unggas, ikan, bahkan burung.
Untuk itu, dalam kesempatan ini Serda Samsudin Babinsa Koramil 29/Lkh Kodim 0103/Aceh Utara melaksanakan penyuluhan dan berbagi ilmu tentang budidaya ulat maggot di Dayah Tafidzul Qur,an Di Desa Blang Kecamatan Nisam, Kareng kepada para Tgk Pendamping Dayah Dan Anak anak Santri.
Serda Samsudin, menularkan pengetahuannya tentang budi daya Maggot Black Soldier Fly (BSF) atau Lalat Tentara Hitam untuk warga di Desa Blang Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara,Minggu Sore, (14/11/2021).
Kegiatan ini diikuti oleh beberapa orang perwakilan santri di dayah tersebut, karena untuk menghindari kerumunan di masa Pandemi Covid-19. Pelaksanaannya juga tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak.
Serda samsudin menjelaskan, pelatihan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan hasil perekonomian dan juga mengurangi sampah organik.
Kepada para peserta, Babinsa ini menguraikan bahwa untuk tahap persiapan pembudidayaan maggot adalah pembuatan kandang maggot yang meliputi kandang budi daya dan kandang kawin.
Bahan pembuatan kandang maggot adalah kayu atau bambu, lalu ditata dan dihias sedemikian rupa.
“Setelah kandang selesai dibangun, larva-larva maggot ditempatkan di kandang budi daya,” terangnya.
Menurut Samsudin, makanan maggot adalah sampah organik atau sampah dapur yang mudah didapatkan.
Kemudian seluruh sampah yang dikumpulkan dicacah hingga halus untuk mempermudah maggot mencerna makanannya.
Selama fase maggot, makanan harus disediakan setiap hari. Pada fase pertumbuhannya, larva akan berubah menjadi pupa.
Pupa ini dikumpulkan dan diletakkan pada kandang kawin yang telah disediakan hingga pupa menetas menjadi lalat BSF yang kemudian akan kawin dan bertelur.
Telur-telur lalat dikumpulkan di kandang budi daya hingga menetas menjadi Maggot dan kemudian diproses seperti tahap awal pembudidayaan.
Dijelaskannya, pembudidayaan maggot diharapkan dapat berkembang menjadi sebuah usaha yang kemudian akan dikelola oleh para santri di Dayah Tafidzul Qur,an Di Desa Blang Kecamatan Nisam ini di kemudian hari.
Karena selain mendapatkan ilmu baru mengenai pembudidayaan Maggot, para santri dapat belajar untuk mengelola sebuah kewirausahaan dengan lebih baik.
“Selain budi daya maggot, Santri juga bisa belajar tentang budi daya ikan lele dengan sistem Bioflok yang akan diajarkan oleh Serda Samsudin di lokasi peternakan ini,” tutupnya.
(Rid)