Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
Beritaormas

Terdampak Kebakaran di Penjaringan, 31 Orang Mengungsi di Wihara

buserdirgantara7
141
×

Terdampak Kebakaran di Penjaringan, 31 Orang Mengungsi di Wihara

Sebarkan artikel ini
Screenshot 2023 01 25 16 35 03 80

JAKARTA, – Dirgantara7.com | Sebanyak 31 orang yang terdampak kebakaran di Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, mengungsi ke wihara milik Yayasan Tepasalira.

Mereka menempati wihara itu sejak Senin (23/1/2023) malam, usai api melalap lima rumah yang berada di kawasan padat penduduk tersebut.

Ketua RW 001 Pejagalan, Wahyudi, mengatakan bahwa puluhan korban berasal dari 14 kepala keluarga yang rumahnya terbakar.

“Mungkin kami di sini paling lamanya satu minggu, paling cepatnya lima hari untuk mengungsi di sini,” kata Wahyudi saat ditemui di Pejagalan, Selasa (24/1/2023).

Korban yang ingin menetap di wihara, lanjut Wahyudi, bisa mengungsi selama yang diinginkan.

Hanya saja, pihaknya perlu meminta izin perpanjangan penggunaan wihara sebagai tempat pengungsian.

“Kalau pengungsinya mau bertahan ya kami tetap bantu, tapi kalau para pengungsinya enggak mau berlama-lama, kami juga enggak bisa mencegah,” sebut Wahyudi.

Adapun biasanya, area lantai dua wihara Yayasan Tepasalira digunakan untuk peribadatan yang digelar setiap Sabtu, Minggu, dan Selasa.

Sementara itu, lantai 1 wihara digunakan untuk kegiatan sosial. Area inilah yang dipakai warga untuk mengungsi usai kebakaran terjadi.

“Kebetulan di sini Yayasan Tepasalira memberikan bantuan untuk para korban yang terdampak kebakaran dan ini pun mereka bekerja sama dengan pengurus RW,” ungkap Wahyudi.

Sementara ini, para korban kebakaran mendapatkan sejumlah bantuan, di antaranya makanan, kasur, kebutuhan mandi, dan pakaian.

Saat ditanya berkait bantuan renovasi rumah dari pemerintah, Wahyudi berujar, belum ada informasi mengenai hal tersebut.

“Untuk pembangunan kembali yang akan direnovasi untuk warga sementara ini belum ada. Bantuan untuk sementara bantuan seperti ini (sandang dan pangan),” ujar dia.

Adapun kebakaran berasal dari salah satu rumah milik warga bernama Yance (44) sekitar pukul 10.30 WIB. Kala itu api membesar di lantai dua, yang diduga karena korsleting.

“Kami lagi duduk di ruang tamu, api ada di lantai atas jadi kami enggak tahu (kebakaran),” ujar Yance.

“Enggak lama, istri saya naik ke lantai dua karena ada suara, enggak tahunya api sudah besar,” sambung dia.

Menurut Yance, api merambat ke rumah tetangga yang berada di sebelah kanan rumahnya hingga melalap tiga rumah lain. Yance menduga, terjadi korsleting pada kipas yang berada di kamar lantai dua.

“Kalau satu orang enggak naik ke lantai atas, mungkin kami semua jadi korban karena lagi duduk di sini nonton TV,” ucap Yance.

Yance pun sempat mencoba memadamkan api. Namun, usahanya sia-sia lantaran api justru makin membesar.

Salah seorang warga kemudian menghubungi petugas pemadam kebakaran. Petugas pun datang dan mulai memadamkan api pukul 11.00 WIB.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.id, Perwira Piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Utara, Sugiman, mengungkapkan, sebanyak 17 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api.

Dari 17 unit, 14 unit didatangkan dari Sudin Gulkarmat Jakarta Utara, sedangkan tiga lainnya dari Sudin Gulkarmat Jakarta Barat. Ada 85 petugas yang diterjunkan ke lokasi kebakaran.

”Api dapat dipadamkan setelah satu jam pemadaman,” kata Sugiman.

(Red)

Img 20240526 223458
Img 20240526 223458