BREBES ,–Dirgantara7.com | Ratusan warga berkumpul di Saung Merah Putih milik Sutarjo Permadi atau yang akrab dipanggil Mbah Tarjo Permana di Desa Klampok Brebes.
Mereka dengan antusias menunggu kedatangan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang hendak sowan ke lokasi itu.
Ganjar yang tiba di lokasi sekitar pukul 15.00 WIB langsung diserbu warga. Mereka begitu antusias mengerumuni Ganjar sambil minta salaman dan berfoto bersama. Saking ramainya, beberapa anggota Banser yang juga anak buah Mbah Tarjo membukakan jalan untuk Ganjar.
“Pak Ganjar, salim pak. Wah ganteng tenan ya. Duwur wonge. Pak foto dulu pak,” teriak warga.
Ganjar dengan ramah melayani warga. Cukup lama ia berjalan menuju kediakan Mbah Tarjo yang juga menjabat sebagai Komandan Provost Banser Brebes itu. Sesampainya di rumah Mbah Tarjo, Ganjar langsung disambut pelukan hangat Mbah Tarjo dan beberapa tamu lainnya.
“Selamat datang pak Gubernur, inilah tempat kami, Saung Merah Putih. Mohon maaf karena menyambut bapak dengan apa adanya seperti ini,” kata mbah Tarjo.
Ganjar dan Mbah Tarjo kemudian ngobrol dengan hangat. Kepada Ganjar, Mbah Tarjo menceritakan kisah Saung Merah Putih yang ia dirikan. Saung itu berdiri atas perintag guru-guru mbah Tarjo, salah satunya Habib Luthfi.
“Saung Merah Putih ini anggotanya dari berbagai daerah. Kenapa kami namakan saung Merah Putih, karena di sini isinya mantan preman, penjudi, pemabuk dan semuanya. Kami tampung untuk belajar agama dan menjadi lebih baik. Jadi di tempat ini, mereka yang dulu hitam dan merah bisa kembali putih,” jelasnya.
Sementara itu, Ganjar mengapresiasi langkah mbah Tarjo yang melakukan syiar agama tidak memandang siapa mereka dan dari mana asalnya. Semua diperlakukan sama dan diajak menjadi orang yang lebih baik.
“Ya bagus ini, jadi saungnya saung merah putih, mbah Tarjo menurut saya tokoh yang sudah langka,” kata Ganjar.
Sebab lanjut dia, mbah Tarjo menjadikan saungnya sebagai tempat berkumpul mereka dari berbagai kelompok dari seluruh lapisan masyarakat yang berbeda-beda. Termasuk mereka yang sering disebut preman.
“Tapi mereka di sini bisa berkumpul, ngaji bersama, berbuat baik membuat program-program yang baik dan insyaallah ini akan menjadikan manfaat,” imbuhnya.
Tentu lanjut Ganjar, apa yang dilakukan mbah Tarjo bukan perkara mudah. Menjadikan orang yang pernah terjebak di dunia hitam kembali ke jalan yang baik.
“Saya mengapresiasi perjuangan beliau, dan daya juangnya sangat luar biasa dengan seluruh kesederhanaanya. Tapi tersorot dari matanya, beliau itu ikhlas dan sungguh-sungguh. Dan itulah yang membuat orang mau datang,” pungkasnya.
Sambutan mbah Tarjo pada Ganjar dalam pertemuan itu sangat hangat. Usai ngobrol dan makan bersama, mbah Tarjo mengajak Ganjar masuk ruangan untuk melihat koleksi pusaka yang dimilikinya.
(Red)