Bogor,–Dirgantara7.com | Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah meminta Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) untuk melakukan evaluasi mengenai berjalan atau tidaknya program UKS.
Hal ini ditekankannya saat Rapat Koordinasi (Rakor) dan Penguatan Tim Pembina UKS/Madrasah Kota Bogor di Ole Suite Hotel, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Selasa (30/8/2022) malam.
Syarifah menyebut, jumlah sekolah di Kota Bogor ada 1.187. Dari data tersebut, ada 96,4 persen sudah sekolah UKS terdiri dari berbagai tingkat, mulai dari TK/PAUD ada 526 (94,8 persen), SD ada 338 (99,7 persen) dan SMP ada 160 (96 persen) dan SMA ada 165 (95,7 persen).
“Data-data ini tinggi ya, tapi angka-angka ini nanti tim UKS lihat lagi dan evaluasi, ini berjalan atau tidak, karena ini angka tahun 2021, perlu di update,” katanya.
Ketua Pembina UKS Kota Bogor ini menekankan, tim UKS Kota Bogor hingga tingkat sekolah memiliki tugas yang cukup berat. Apalagi dua tahun terakhir ada pandemi. Meski, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) telah dilaksanakan saat masa Covid-19.
“Sasaran kita anak usia sekolah itu ada sekitar 25-30 persen dari jumlah penduduk di Kota Bogor, ini menjadi sasaran dan perhatian kita. Usia sekolah adalah usia yang sangat rentan, terutama usia TK dan SD rentan terhadap penyakit dan sebagainya. Untuk usia SMP/SMA gangguan, tekanan itu lebih besar baik di sekolah maupun di rumah. Jadi, persoalannya berbeda di setiap tingkatan dan itu tugas kita, karena UKS itu tidak semata-mata sakit, demam tapi kesehatan jiwa dan sebagainya yang harus menjadi perhatian kita semua,” paparnya.
Peran pemerintah kata Syarifah, terutama pendekatan kesehatan tidak hanya untuk mengobati tapi preventifnya juga harus dilaksanakan. Selain itu, pendidikan karakter sangat penting diajarkan. Utamanya para guru yang memiliki banyak tugas bukan hanya mengajar tapi juga mencerdaskan, keterampilan, kepribadian dan lainnya.
Dia juga bercerita kunjungannya ke SDN 3 Banjar Jawa di Buleleng, Bali yang menyabet Juara 1 Lomba Sekolah Sehat tingkat nasional. Di sana anak-anak diajarkan pendidikan karakter, pada akhirnya akan membentuk karakter anak-anak menjadi insan yang disiplin dan bertanggung jawab.
“Sekolah membiasakan mendengarkan lagu Indonesia raya, itu setiap hari diputarkan. Ada juga kegiatan lain agar disiplin, cinta terhadap bangsa. Yang dibangun di sana adalah karakter, setelah itu muncul perilaku, akhirnya menjadi habit atau kebiasaan. Itu dua yang kami amati,” katanya. (Dede hanapi)