Dirgantara7.Com//Lhokseumawe – Salah satu Proyek Penataan Kawasan Nelayan Kampung Jawa Dan Hagu (Jagu), akan Menjadi Objek Wisata Alternatif di Tengah Pandemi, Gampong (Jagu) adalah salah satu pantai yang ada di kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe, Kamis (24/6/2021)
Pantai Kampung Jawa Dan Hagu (Jagu) terletak dipusat Kota Lhokseumawe. Paling dekat dengan Kota sehingga mudah dikunjungi. Jika dihari Sabtu-minggu, di sini lokasi paling tepat menunggu terbenamnya matahari.
Penyebaran Covid-19 masih mengkhawatirkan di Lhokseumawe dan sekitarnya. Satgas Covid-19 masih membatasi kerumunan warga. Aktivitas kafe, pusat perbelajaan dan lokasi wisata juga masih dipantau.
Sementara untuk mengisi waktu luang bersama keluarga, warga memilik objek wisata alami yang lokasinya lebih luas. Pantai dan kawasan hutan, menjadi pilihan warga mengisi masa liburan. “Warga menghindari kerumunan, untuk mencegah penyebaran virus corona,” jelas Bunda Ratih (30), yang biasa disapa dedek pesek, salah seorang warga penjual somai yang menetap di pemukiman nelayan Kampung Jawa Lama, Lhokseumawe.
” Menurutnya, lokasi proyek penataan kawasan nelayan di Kampung Jawa dan Hagu (Jagu), Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, sekarang sering dikunjungi warga.
Pemerintah pusat sedang membangun tanggul sepajang pantai Jagu. Meskipun pembangunan tanggul belum selesai, namun lokasi itu sering didatangi warga untuk menikmati suasana pantai. Proyek penataan kawasan nelayan Jagu, telah menjadi objek wisata alternatif di tengah pandemi Covid-19.
Dari atas tanggul pantai Jagu, pengunjung juga ada yang memancing ikan sambil melihat hamparan laut Selat Malaka. Aktivitas nelayan di laut yang menggunakan boat berbagai-bagai ukuran, juga menarik perhatian pengunjung.
Berkunjung ke sini gratis, selain itu tanggul sangat panjang, sehingga tidak menimbulkan kerumunan,” tambah Bunda Ratih.
Sepanjang tanggul Juga, mereka bisa melihat kegiatan nelayan menangkap ikan, dengan menggunakan pukat darat. Aktivitas ‘tarek pukat’ biasanya hanya bisa dinikmati melalui tarian tradisional. Namun di lokasi tanggul proyek penataan kawasan nelayan Jagu, bisa melihat langsung kegiatan tarek pukat.
Kampung jagu akan berubah sebagai lokasi wisata yang selalu dikunjungi warga saban hari. Selain keberadaan kios dan gerobak pedagang, dan daya tarik wisata Gampong Jagu adalah pengunjung dapat menyaksikan secara langsung aktifitas para nelayan.
Disana juga sangat cocok bagi kaum muda mudi atau rombongan keluarga untuk bersantai, sembari menyantap penganan di kala sore tiba, sambil menikmati siraman sinar matahari.
Para pengunjung sering juga yang membeli ikan di tempat tersebut di saat nelayan menarik pukat ke darat,” jelasnya. Bahkan aktifitas nelayan yang sedang menarik pukat tersebut jadi daya tarik pengunjung yang sedang berwisata.
Para nelayan, menggunakan tali untuk menarik alat tangkap ikan. Mereka berdiri berjejer, sambil melangkah serentak di sepanjang tanggul Jagu. Gerakan mereka hampir sama dengan gerakan dalam tarian. “Gerakan nelayan pukat darat sangat indah dan serentak,” sebut salah seorang pengunjung.
Semenjak tanggul dibangun, pemandangan tersebut semakin sering terlihat di sepanjang pantai.
Proyek penataan kawasan nelayan di Lhokseumawe diperkirakan panjangnya 1.000 meter lebih. Sebelumnya, kawasan itu sulit dilintasi. Sepanjang pantai dipenuhi batu gajah, untuk antisipasi abrasi pantai. Akibatnya, keindahan pantai tidak bisa dinikmati warga.
Namun setelah dibangun tanggul Jagu, warga semakin mudah melintas dengan roda dua dan roda empat, bangunan tanggul pantai yang sebelumnya, memeng tidak bisa dilintasi, antara ujung kampung jawa lama dan Kampung Hagu Selatan.
” Ketika kodisi pandemi Covid-19, menurut warga setempat sangat cocok menikmati kawasan pantai. Tidak terjadi kerumunan, serta suasan lebih alami.
Rilis : Ridwan