Dirgantara7.com//Lampung Timur.Pekerjaan proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2023 di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur ditengarai tidak mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP), pasalnya para pekerja tidak dilengkapi dengan pengamanan (Safety) K3 dan ukuran besi tiang yang dipakai tidak sesuai standar.
Pembangunan Rehabilitasi ruang kelas, rehabilitasi ruang laboratorium kimia, rehabilitasi ruang perpustakaan, rehabilitasi ruang guru, rehabilitasi toilet (jamban) beserta sanitasinya, rehabilitasi ruang tata usaha, rehabilitasi ruang kepala sekolah, dan rehabilitasi ruang UKS yang menggunakan dana DAK tahun 2023 dengan pagu Anggaran senilai Rp. 2 Miliar lebih diduga pengerjaannya serampangan.
Hal ini disampaikan oleh Ketua DPD LEMBAGA PENDIDIKAN PEMANTAUAN & PENCEGAHAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA (LP3K-RI) Provinsi Lampung Rahmat Gempita Buana didampingi tim ahli disaat mengecek langsung pembangunan mengatakan bahwa besi tiang tidak sesuai ukuran.
” Saya lihat dan saya cek untuk besi yang digunakan itu besi ukuran 10mm, seharusnya besi itu ukuran 12mm. Artinya pekerjaan ini sudah tidak sesuai spek, ” ungkapnya, Selasa (19/09/2023).
” Dan untuk para pekerja juga tidak dilengkapi dengan pengaman, mulai dari sepatu safety, Helm, sarung tangan dan masker, artinya keselamatan kerja juga tidak dipatuhi. Padahal K3 ini syarat utama yang harus dipenuhi oleh perusahaan proyek, ” imbuhnya.
Sementara itu Waka Kesiswaan SMA N 1 Way Jepara Lampung Timur Sudarto mewakili Kepala Sekolah, saat di konfirmasi dikantornya mengatakan bahwa RAB proyek tersebut pihak sekolah tidak mengetahui.
” Ini semua dikerjakan oleh rekanan, jadi kami dari pihak sekolah terima kunci saja, ” ucapnya.
” Nanti untuk lebih jelasnya tentang proyek ini, tanya langsung sama Kepala Sekolah, sebab saya tidak tahu semua tentang proyek ini, ” pungkasnya.
Ditempat terpisah seorang pekerja yang dimintai keterangan mengatakan bahwa proyek tersebut milik seorang oknum anggota Polri di Way Kanan.
” Yang punya proyek ini pak Edison orang Polda, ” katanya.
Editor hepi suhara
(Red).