Dirgantara7.Com//Lhokseumawe- Perguruan Silet Siwah Busoe, Muay Thai Busoe Dan Kurash Busoe Adakan Halal Bi Halal Sekaligus Pembagian Medali World Best Second Winner- silver medal “Juara Kedua Terbaik Dunia” dan sertifikat pemenang UNESCO, Open Internasional Virtual Silat Tradisional Championship 19 Desember 2020-26 September 2021 Roermond, The Netherands Belanda dan juga pengangkatan melalui SK gureei gureei rangkang baru.
Acara yang berlangsung di halaman markas Siwah Busoe tepatnya di Jln. pase eks Hotel Dewi Plaza Gampong Keude Aceh itu di hadiri oleh tokoh adat setempat, Kapolsek Banda Sakti, perwakilan DPRK Kota Lhokseumawe, Azhari Vinca Rosea, Guru guru persilatan di wilayah Aceh dan juga seluruh tamu undangan lainnya.
“Alhamdulillah siwah busoe, Muay Thai busoe, kurash busoe, silet Busoe merupakan induk organisasi khusus untuk para pandekar pandekar silet tradisional khusus kota lhokseumawe dan Aceh Utara ada beberapa tempat latihan, jadi selama satu syawal ini ramai tidak berjumpa untuk silaturahmi makanya kami membuat acara hari ini yaitu acara halal bi halal sekaligus pembagian medali perak terbaik dua dunia yang di selenggarakan di belanda, walaupun melalui virtual secara online dan alhamdulillah siwah beuso mendapatkan medali perak dari Netherland belanda yang diikuti beberapa negara jadi sekaligus kami adakan dengan acara halal bi halal ini,”Ungkap Tgk Taufik Akbar (Abu Siwah).
Lanjut Abu Siwah,”kemudian sebenarnya ini atas kreatif dewan pendekar, jadi acara halal bi halal ini bukan kali ini saja kami adakan setiap lebaran tahun tahun lalu pun selalu kami adakan dan alhamdulillah di tahun ini di hadiri juga dari guru guru pesilat Aceh dari Ilmukti dan juga dari perguruan silat lainnya,”Kata Abu Siwah.
Abu Siwah pada kesempatan itu juga menceritakan terkait nama silat busoe, silat busoe merupakan salah satu aliran silat tradisional asli Aceh.
“Saya dipercayakan sebagai guru besar sebagai pendiri jadi terbentuknya siwah busoe merupakan penggabungan daripada beberapa aliran silat tradisional.
“Jadi pada tahun 1999 saya pertama kali membentuk di Blang Tuphat Timu dan di tahun 2022 ini berada di desa keude Aceh karena saya sudah pindah kemari dan ini merupakan pusat kota Lhokseumawe karena saran dari sahabat sahabat saya juga makanya kami mulai membuka tempat pelatihan di disini.
Menerut Tgk Taufik Akbar, Siwah lambang keperkasaan orang aceh dan siwah ini sudah ada dalam hikayat orang Aceh dulu, jadi siwah lambang keperkasaan orang Aceh dan dalam hal Tebas menebas itu identik dengan burung siwah, Kemudian Busoe yang merupakan induk dari segala organisasi pendekar silat tradisional Aceh, Bu singkatan dari Bersatu S adalah silet dan Oe Itu adalah Nanggroe jadi jika di gabungkan yaitu bersatu silet nanggroe.
“Nama Busoe juga kita ambil dari sejarah tokoh pandekar dari kerajaan Islam Peureulak abad ke-7 yaitu Manyak umpieng Busoe, yang mampu menaklukkan Patih gajah Mada dari kerajaan Majapahit.
“Harapan saya mudah mudahan generasi muda aceh bisa sehat lahir bathin, dengan olah raga ini kita sehat lahir, belum tentu sehat bathin jadi dengan adanya olah raga silet nanggroe ini Alhamdulillah yang i’tikeut ahlussunnah waljamaah Inshaallah zhahir bathin sehat mudah mudahan generasi muda aceh yang belajar silet nanggroe walaupun di jambo jambo silet yang lain sehingga mencapai sehat zhahir dan bathin termasuk juga prestasi,”Tutup Abu Siwah.
(Rid)