Bogor,–Dirgantara7.com | Pengukuhan dan pelantikan Ketua dan pengurus Bundo Kanduang, Limpapeh Rumah Nan Gadang Jawa Barat dilaksanakan di Balai Kota Bogor, Sabtu (5/11/2022).
Proses pelantikan tersebut diwarnai dengan penampilan berbagai kesenian dari Sumatera Barat (Sumbar).
Wali Kota Bogor, Bima Arya didampingi Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bogor, Yane Ardian yang hadir dalam kegiatan tersebut hadir menggunakan pakaian adat Sumbar dan disambut dengan musik-musik Tambua Tansa Saluang yang dibawakan oleh Sanggar Pandeka.
Pada proses penyambutan itu, Bima Arya juga disambut dengan tari gelombang persembahan. Di tengah-tengah kegiatan pelantikan dan diakhir proses pelantikan juga ditampilkan kesenian tari piring dan tari payung.
Bahkan, Wali Kota Bogor, Bima Arya bersama Yane Ardian dan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim turut menari dengan iringan lagu Sumatera Barat.
Pengukuhan Pelantikan Bundo Kanduang Limpapeh Rumah Nan Gadang di Kota Bogor ini juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang hadir secara virtual.
Ridwan Kamil mengucapkan selamat atas pelantikan pengurus Bundo Kanduang di Jawa Barat.
“Semua bumi ini milik Allah dimanapun kita berada pada dasarnya kita sedang menapaki bumi yang dimiliki Allah SWT. Oleh karena itu, kami berharap organisasi Bundo Kanduang bersama seluruh anggotanya berada di tanah pasundan Jawa Barat bisa nyaman,” katanya.
Ia memahami bahwa adat istiadat masyarakat Minang sangat begitu kental dengan budaya dan adat istiadat, terutama dalam memuliakan kaum perempuan, kaum ibu yang menjadi panutan semua.
Pada kesempatan itu, Ridwan Kamil juga menyampaikan ekonomi Jawa Barat berada dalam kondisi yang sangat baik.
“Oleh karena itu untuk ekonomi masyarakat Jawa Barat lebih besar tentunya kami berharap menjadi sebuah kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk orang-orang Minang yang juga menggerakan ekonomi Jawa Barat,” ujarnya.
Pada prosesi pengukuhan dan pelantikan ini juga dihadiri oleh Pengurus Pusat Bunda Kanduang serta para penasehat dan perwakilan dari Gubernur Sumatera Barat.
Dalam kesempatan itu, Bima Arya bercerita sedikit saat dirinya berkunjung ke Sumatera Barat.
Bima Arya menyampaikan kondisi alam di Sumatera Barat sangat indah dan mempesona. Masyarakat Minang kata Bima Arya, terkenal dengan kecerdasannya, hal itu juga relevan dengan Kota Bogor.
“Di Bogor ada program sangat beriirisan dengan spirit oleh orang minang tadi. Ada sekolah ibu yang digagas bu Yane Ardian. Tujuannya sama memuliakan perempuan, menempatkan ibu sebagai madrasah bagi keluarga. Jadi peran ibu itu sangat sentral betul dalam sekolah ibu itu,” ujarnya.
Sehingga kata Bima Arya, ke depan Kota Bogor bersama Bundo Kanduang bisa sama-sama menjaga nilai-nilai agar anak-anak jangan sampai meninggalkan budaya dan adat istiadat sehingga kacang lupa kulitnya.
“Kita tidak ingin anak-anak ini tercabut dari akar budayanya. Ini PR kita bersama untuk mendidik cara pandang anak terhadap orang tua, cara pandang istri terhadap suami, cara pandang suami terhadap keluarga. Jadi bisa kita gali dari Bundo Kanduang ini,” ujarnya.
Di lokasi yang sama, Ketua Bundo Kanduang Sumbar, Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bogor yang mengizinkan dan memfasilitasi pembentukan dan pelantikan pengurus Bundo Kanduang di Jawa Barat.
“Harapannya kepada pengurus dapat mengemban tugas dengan baik dan benar. baik untuk organisasi diri sendiri dan untuk masyarakat Jawa Barat,” katanya.
Pengukuran pengurus Bundo Kanduang Jawa Barat ini adalah merupakan kemajuan dari upaya pelestarian adat budaya minangkabau terhadap perantau di Jawa Barat.
Selain di nasional, Bundo Kanduang ini juga sudah ada di 12 negara. Ke depan diharapkan Bundo Kanduang bisa menghimpun dan mengayomi perempuan-perempuan orang minang, anak-anak orang minang, istri-istri orang minang. Agar melaksanakan adat dan budaya minangkabau.
“Kita tidak mungkin menentang perubahan yang terjadi, karena perubahan dibarengi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada sisi positifnya dari upaya manusia untuk mencapai kemajuan yang tidak bisa kita hindarkan. Untuk itu kita berharap perubahan-perubahan yang terjadi itu tidak menghilangkan identitas yang esensial dari adat dan istiadat minangkabau walaupun dimana saja berada, dimana bumi dipijak langit dijunjung,” ujarnya.
(Apud Saepudin)