Dirgantara7.Com//Pasca KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT( terhadap Bupati Musi Banyuasin (Muba) yang juga Ketua DPD I Golkar Sumatera Selatan Dodi Reza Alex Noerdin muncul beberapa nama yang dianggap berpeluang menggantikan Dodi menakhkodai Golkar Sumsel.
Pengamat Politik LKPI, Arianto, ST, M.Si seperti yang dikutip dari Times Indonesia (Minggu, 17/10) mengatakan sejumlah kader Golkar Sumsel akan memperebutkan posisi yang ditinggalkan Dodi yaitu Mawardi Yahya sebagai tokoh senior Golkar dan sekarang sebagai Wakil Gubernur Sumsel.
Selain itu, ada Andi Dinaldie kader tokoh senior Golkar Sumsel Kahar Muzakir (Anggota DPR RI) dan Anita Noeringhati ketua DPRD Sumsel yang saat ini menjadi ketua Harian Partai Golkar Sumsel.
Ada juga nama Ridho Yahya kader Golkar yang juga Wali Kota Prabumulih sekaligus adik kandung Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya,”
Kemudian ada dari klan politik tokoh senior Golkar Sumsel Kahar Muzakir yang juga bisa berpeluang menggantikan Dodi.
Kendati demikian, menurut Harda Belly siapapun yang menggantikan Dodi setalah dijadikan tersangka oleh KPK dalam OTT di Dinas PUPR Pemkab Muba harus tokoh yang punya rekam jejak baik dan tidak terlibat dalam dugaan kasus korupsi.
“Golkar Sumsel setelah kehilangan Ketumnya maka penggantinya harus yang bersih dari kasus korupsi dan mampu mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap Golkar,” kata Harda dalam keterangannya, (18/10/2021).
Sebagai tokoh pemuda Sumsel, yang merupakan PW Pemuda Muslimin Sumsel Harda Belly meyakini Golkar tidak kekurangan kader yang punya integritas tinggi, mumpuni dan yang punya track record baik.
“Golkar punya kader banyak jadi tidak akan susah cari pengganti Dodi namun yang menjadi catatan penting adalah DPD I Golkar Sumsel harus dipimpin oleh orang yang mampu membawa Golkar lebih baik lagi yaitu mendapat kepercayaan publik kembali setelah diterpa badai kasus korupsi ini,” ungkap Harda.
“Golkar merupakan partai tua yang sudah mampu mengatasi segalam macam persoalan jadi ke depan harapan masyarakat tidak ada lagi kasus korupsi yang menjerat kader partai pohon beringin itu,” tutup
Red/Harda.