Namlea – Dirgantara7.com | Seorang pasien ibu hamil yang akan di operasi esok harinya terpaksa menerima nasibnya karena tidak bisa menginap dirumah sakit dengan alasan ruangan penuh
Pasien yang diketahui warga Desa Waplau berusia 32 tahun itu ditolak karena pihak rumah sakit RSU Namlea menyebut ruangan kebidanan (ruang rawat inap) penuh dan harus pulang malam dan diminta datang kembali besok pagi untuk operasi.
Hal ini diketahui berdasarkan informasi yang dihimpun Media ini, saat turun langsung ke lokasi dan bertemu dengan pasien bernama Dhalia Bugis yang datang bersama suaminya, Ongen Saupala untuk lakukan perawatan di RSUD Namlea, pada Selasa, (29/11/22) sekitar pukul 15.00. sampai sekarang.
Dari hasil konfirmasi dengan salah satu bidan, ia menyampaikan bahwa ruang inap penuh. Namun hasil pantauan media ini, ternyata masih ada ruangan lain (UGD) yang kosong, dirinya berdalih bahwa ini untuk mengantisipasi pasien yang memang dalam kondisi kritis.
Juga dirinya meminta untuk pasien tersebut menunggu, kalau ada pasien yang keluar, baru bisa menggunakan ruangan. Dan kalau bisa pulang dulu kerumah besok baru balik lagi ke RUSD.
Sementara itu, Kepala RSUD Namlea dr.Helmi yang dikonfirmasi lewat telefon seluler menyampaikan hal sama. Bahwa ruang rawat inap penuh, dan ruang emergency yang kosong tidak bisa digunakan dengan alasan bahwa tiba-tiba pasien emergency masuk menggunakan ruangan.
“Ia, ia itu ruang perawatan, bukan ruang ponek. Dong lia diruangan ponek itu kapa, ruangan perawatannya masih full,” kata kepala RSUD lewat telefon seluler.
“Ruangan ponekkan yang lagi kosong, yang mereka lihat Itukan tidak bisa taruh pasien disitu untuk nginap. Takut ada pasien Emergency masuk ngk bisa, kan ngk mungkin kita kasih pindah orang disitukan, kalau udah masuk tidur disitu,” bebernya.
“Harus kembali dulu kita rumah sakit sebenarnya ngk menolak kok, kalau ada ruangan kosong sudah masuk.
Saat diminta untuk menggunakan ruangan yang ada, dirinya lebih mengutamakan standar prosedur kerja yang dimiliki.
“Ia batul, tapi katong inikan punya standar prosedur kerjakan ade, mangarti seng,” paparnya.
“Jadi ada pasien Emergency masuk, kira-kira bagaimana. Tiap saat pasien masuk,”cetus Kepala RSUD.
Bahkan dirinya meminta untuk pulang kerumah terlebih dahulu, nanti besok pagi baru balik lagi ke rumah sakit.
Pasien sendiri merupakan Warga Desa Waplau rujukan dari Puskesmas Waplau yang terbilang jaraknya juga cukup jauh dari kota Kabupaten Namlea. Karena untuk pulang pergi membutuhkan biaya yang cukup besar. Pasien sendiri juga mengalami sakit asma.
Suami pasien sendiri ingin agar mereka menginap malam ini saja di rumah sakit, karena besok telah dilakukan operasi, namun tetap ditolak pihak RSUD dengan alasan ruangan penuh dan tidak bisa memakai ruang UGD karena nanti akan ada pasien yang tiba-tiba masuk.
Selaku masyarakat biasa mereka meminta ada perhatian serius dari Pemerintah Daerah, terutama Pj. Bupati Buru, Bpk. Dr. Djalaluddin Salampessy untuk melihat hal ini.
(Darson/CS)