Dirgantara7.Com//LHOKSEUMAWE — Lapas Kelas II A Lhokseumawe kembali Melatih keahlian Nara pidana (Napi). Untuk pembinaan kemandirian dengan melibatkan para instruktur dari lembaga pendidikan vokasi.
Kepala Lapas Lhokseumawe, Nawawi, Sabtu (16/10/21) menjelaskan, pelatihan kerjasama Lapas dengan Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL), memasuki tahun kedua. Para instruktur dari lembaga vokasi tersebut, melatih 20 Napi selama 20 hari ke depan.
Sebelumnya, pembinaan kemandirian, melatih napi bidang menjahit dan bordir handycraf. Saat ini, mereka telah mampu menghasilkan berbagai produk yang bisa dipasarkan kepada masyarakat. Diantaranya, tas bordir khas Aceh dan berbagai jenis pakaian.
Menurut Nawawi, tujuan kegiatan pelatihan untuk memberikan pembekalan kepada warga binaan. ” Supaya WBP memiliki kemampuan keterampilan, sehingga akan dapat melakukan pekerja untuk mendukung ekonomi keluarga,” jelasnya.
Para Napi diharapkan akan mampu menghasilkan berbagai produksi yang dapat dipasarkan. Pihak Lapas mengharapkan PNL juga membantu pemasaran hasil karya Napi yang berkualitas.
Instruktur Kompetensi Internasional.
Sementara itu, Wakil Direktur Politeknik Negeri Lhokseumawe, Sariyusda menjelaskan, pelatihan Napi merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Salah satu tugas perguruan tinggi, pengabdian kepada masyarakat,” tegasnya.
Menurutnya, untuk bisa melatih warga binaan menghasilkan peralatan yang bisa dipasarkan, telah disiapkan enam instruktur berkompetensi internasional. “Kita punya standar, kalau instruktur pengelasan kita telah memiliki standar kompetensi internasional,” jelas Sariyusda.
Para instruktur tersebut telah memegang sertifikat internasional. Mereka telah mampu melatih pengelasan pipa bawah tanah. “Kita mampu mengelas bukan hanya terali saja,” ungkapnya. Namun pipa perusahaan gas bawah tanah juga bisa dikerjakan.
Red/Ridwan