Bandung,–Dirgantara7.com | Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta para kepala daerah untuk mengantisipasi inflasi jelang Ramadan dan Idul Fitri 1444 Hijriah.
Hal itu disampaikan Emil sapaan akrabnya dalam High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Provinsi Jawa Barat 2023 di Mason Pine Hotel, Bandung Barat, Kamis (16/3/2023).
Dalam rapat kordinasi itu, juga dihadiri Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jawa Barat dan seluruh kepala daerah se-Jawa Barat. Dari Kota Bogor sendiri, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim ikut dalam rapat tersebut.
Menurut Emil, penekanan inflasi saat ini menjadi tolak ukur keberhasilan para kepala daerah.
“Untuk itu tadi diarahkan untuk memonitor harga. Kedua, untuk selalu turun tangan intervensi produksi. Tadi ada gagasan untuk menggunakan lahan – lahan nganggur, baik punya warga atau pemerintah untuk ditanami produksi pangan,” ujar Emil.
Jika produksi sudah aman, sambung gubernur, maka stabilitas harga akan terus membaik. Dengan demikian, sistem dagang yang dilakukan sudah baik pula. Emil juga sudah menyepakati akan merilis daerah mana yang surplus, termasuk komoditas apa saja yang berfungsi.
“Sehingga, jangan beli di provinsi lain. Cukup beli ke teman bupati atau wali kota yang surplusnya baik. Baru lakukan impor, jadi jangan lansung impor. Kita arahkan juga pengendalian inflasi ini dianggarkan melalui BTT. Jadi kalau dulu untuk kebencanaannya saja, sekarang juga untuk mengintervensi inflasi,” sambungnya.
Emil berharap, Ramadan dan Idul Fitri bisa tetap dimaknai dengan ibadah. Namun tidak mengurangi belanja produknya, agar ekonomi tetap berjalan. Termasuk membeli produk – produk lokal.
Kemudian, akses digital daerah Jawa Barat saat ini ada di ranking 3 besar dan berjalan stabil. Dengan konsep tidak ada layanan yang tidak bermental. Dengan begitu maka masyarakat bisa produktif urusan pelayanan.
Emil menegaskan, para kepala daerah juga saling berkoordinasi dengan instansi vertikal, terutama TNI dan Polri untuk menghindari terjadinya penimbunan – penimbunan. Salah satu solusinya, yakni menyiapkan sistem pergudangan.
“Kepolisian akan memonitor dan saya menghimbau masyarakat melaporkan ya, kalau di wilayahnya juga ada potensi menimbun sembako menjelang Ramadan. Termasuk melakukan operasi pasar,” tegasnya.
Selain inflasi, Emil juga mengungkapkan bahwa ada sekitar 123 juta pemudik yang akan pulang dan datang ke wilayah Jawa Barat. Atau bahkan menjadi destinasi wisata untuk sarana libur lebaran.
Di lokasi yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Erwin Gunawan Hutapea menegaskan bahwa Bank Indonesia Jawa Barat bersama TPID dan TP2DD se-Jawa Barat berkomitmen untuk konsisten mendukung seluruh program pengendalian inflasi.
Salah satu bentuk dukungan Bank Indonesia diantaranya adalah fasilitasi biaya angkut komoditas pangan dan penyelenggaraan kegiatan Operasi Pasar yang telah dan akan dilakukan lebih luas lagi di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
“Bank Indonesia Jawa Barat juga akan terus mendorong peningkatan produksi pangan lokal melalui dukungan sarana prasarana digitalisasi pertanian, implementasi teknologi pertanian IP400 hingga program urban farming seperti diantaranya Green House dan Organic Tower Garden,” kata Erwin.
Berbagai langkah penguatan pasokan tersebut, turut didukung dengan komunikasi kebijakan untuk menjaga demand masyarakat tetap terkendali, disertai dengan upaya membentuk perilaku berdagang bijak di kalangan pedagang.
Menambahkan, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memberikan apresiasi tinggi terhadap kontribusi Pemprov Jabar dan Bank Indonesia terhadap Kota Bogor dalam upaya menekan inflasi.
“Kita bersyukur BI wilayah Jawa Barat sudah memberikan perhatian secara khusus, terutama memang misinya yang harus kita laksanakan. Salah satunya untuk mengukur tingkat inflasi di Kota Bogor,” beber Dedie.
Langkah BI dalam membantu Kota Bogor ini, diharapkan Dedie terus ada kelanjutan di semua wilayah di Kota Bogor. Dan juga kontribusi BI di Kota Bogor semakin terasa hingga kemudian berdampak pada menurunnya tingkat inflasi di Kota Bogor.
(Dede hanapi)