Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
Nasional

JAGU Bekas Kawasan Kumuh Kota Lhokseumawe Jadi Pusat Wisata Di Masa Pandemi

buserdirgantara7
273
×

JAGU Bekas Kawasan Kumuh Kota Lhokseumawe Jadi Pusat Wisata Di Masa Pandemi

Sebarkan artikel ini
Whatsapp Image 2021 07 28 At 03.32.13

Buserdirgantara7.com//LHOKSEUMAWE — Tempat kumuh bisa diubah jadi daya tarik wisata banyak contoh tempat kumuh berubah menjadi cantik bahkan jadi desinasi wisata, sekarang ini salah satu di desa JAGU sedang dikembangkan menjadi Wisata Pantai Bahari Selat Malaka Kota Lhokseumawe. Wisata lokal itu diharapkan menopang geliat ekonomi di masa pandemi sekarang ini.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Lhokseumawe Salahuddin S.ST. MSM Rabu (28/7) menjelaskan, pandemi COVID-19 tidak diketahui kapan berakhir.

“Sementara itu, kondisi ekonomi warga semakin sulit, untuk itu kita harus berinovasi agar geliat ekonomi warga jangan sampai anjlok di tengah pandemi Covid 19” tegasnya.

Untuk membangkitkan usaha ekonomi warga, Pemko Lhokseumawe memanfaatkan kawasan kumuh, sebagai pusat pengembangan Wisata Pantai Bahari Selat Malaka. Salah satunya di Gampong Jawa Lama dan Hagu Selatan. Kedua gampong yang masuk dalam kawasan Jagu tersebut, mulai dikerjakan bersama Program KOTAKU, dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) pemerintah pusat.

Sepanjang garis pantai Jagu telah dibangun tanggul sekitar 1.000 meter. Tanggul tersebut menjadi pusat wisata alternatif di masa pandemi COVID-19. Warga memilih menikmati suasana pantai Jagu yang luas, untuk menghindari kerumunan dan tetap bisa menjaga Protokol kesehatan (Prokes).

Setelah kawasan kumuh menjadi pusat wisata Jagu, Bappeda bersama KOTAKU kembali mengembangkan pusat bisnis warga. “Ya, kita kembangkan menjadi Busines Developmen Center/BDC,” jelas Koordinator KOTAKU, Fitriansyah.

“Selain menghilangkan kesan kumuh,tentu penataan permukiman nelayan dapat menjadi tambahan pendapatan kampung JAGU disektor parawisata,” saat berbincang-bincang dengan awak media Buserdirgantara7, Rabu(28/7)

Menurutnya diantara usaha warga yang dibangun di Pantai Jagu, pusat kuluner dan bengkel boat nelayan. Dinas Keluatan, Perikanan, Pertanian dan Pangan (DKPPP) Pemko Lhokseumawe telah membantu kontainer bekas untuk bengkel boat. “Bantuan kontainer dari DKPPP digunakan untuk bengkel nelayan,” jelas Fitriansyah.

Program pengembangan BDC di kawasan kumuh Lhokseumawe, mendapat respon positif dari Walikota Lhokseumawe. Tahun ini pemerintah kota telah menganggarkan dana lampu penerang sepanjang Pantai Jagu. Lampu solar cell ditempatkan kawasan pantai untuk menambah keindah pantai.

Pemerintah juga telah mengusulkan pembangunan lanjutan tanggul, sampai ke Pasar Ikan Pusong Lhokseumawe Pengembangkan tersebut sekaligus mengurangi kawasan kumuh. Sebelumnya, kawasan kumuh di Lhokseumawe mencapai 116 hektare. Setelah lokasi tersebut dikembangkan, kawasan kumuh hanya tersisa sampai 8 hektare.

“Bila Masyarakat setempat bersinergi dengan program-program pemerintah,maka kawasan itu akan menjadi lebih maju dan masyarakat pun akan sejahtera”, tambah Fitriansyah.

Ia pun mengajak semua masyarakat untuk berinovasi mewujudkan wilayah yang yang makmur dan sejahtera,aman,bersih, dan teratur demi kemajuan wisata untuk kita semua.

(Ridwan).

Img 20240526 223458
Img 20240526 223458