Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
BeritaormasPemerintahan

Hasil Pengukuran Diseminasi Data Stunting Untuk Perbaikan Gizi Anak

buserdirgantara7
202
×

Hasil Pengukuran Diseminasi Data Stunting Untuk Perbaikan Gizi Anak

Sebarkan artikel ini
Img 20221112 Wa0014

Bogor,-Dirgantara7.com | Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar Diseminasi dan Publikasi Hasil Pengukuran Data Stunting di Hotel d’Anaya, Jalan R. H. Soelaeman A. Kartadjoemena, Kota Bogor, Jumat (11/11/2022). Acara yang dibuka Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sofiah ini dihadiri puluhan peserta dari puskesmas dan kelurahan.

IMG-20221112-WA0015

“Banyak hal yang sudah kita lakukan untuk pengurangan stunting. Salah satunya memperkuat struktur sampai ke tingkat kelurahan, RT, RW dan posyandu dan dilantiknya Bunda Stunting sampai di tingkat kecamatan,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah.

Sekda mengatakan, ada dua sumber data yang menjadi pegangan Pemerintah (Pemkot) Kota Bogor. Data pertama berdasarkan dari hasil pengukuran berat badan balita. Tercatat angka stunting pada 26 September 2022 berada di tingkat 3,25 persen dari jumlah balita yang ada di Kota Bogor. Namun jika bersumber pada data nasional dari hasil survei status gizi Indonesia angka stunting di Kota Bogor berada di angka 16 persen.

“Mudah-mudahan dari hasil perhitungan yang terakhir ini bisa merumuskan berapa sebetulnya jumlah stunting yang ada di Kota Bogor,” tuturnya.

Syarifah menuturkan, berapapun jumlah stunting-nya, ini harus menjadi perhatian bersama dan yang terpenting bisa dilakukan pemetaan. Pemetaan yang tidak hanya dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) tapi juga puskesmas dan kelurahan ikut melakukan pemetaan.

Pemetaan ini bertujuan agar ketika ada bayi dari nol bulan sampai lima tahun berat badannya masih rendah atau kecenderungan rendah dan menjadi potensi stunting bisa terlihat apa penyebabnya. Apakah karena kondisi status ekonomi, yakni dari keluarga menengah kebawah atau tidak mampu, atau dari pola asuh di keluarganya.

“Misalnya anak ini dari keluarga dengan status ekonomi menengah ke atas tapi berat badannya kurang maka intervensinya tentu saja kepada pola asuh, mungkin ada yang salah dengan pola asuhnya, kita perbaiki pola asuhnya sehingga bisa terdeteksi gizi dan berat badannya,” jelasnya.

Ia melanjutkan, lingkungan rumah pun bisa menjadi faktor terjadinya anak-anak stunting. Anak-anak yang tinggal dengan sanitasi rendah turut menjadi pemicu karena anak-anak terkena penyakit yang diakibatkan sanitasi. Tak ayal, Pemkot Bogor juga terus konsisten melakukan program ODF atau Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di seluruh kelurahan.

“Mudah-mudahan dalam beberapa bulan ke depan kita bisa meluncurkan kelurahan ODF dan dari hasil pertemuan ini akan mendapatkan data yang update, sekaligus juga bisa kita analisis dan kita gunakan data ini untuk kepentingan perbaikan gizi anak-anak Kota Bogor,” katanya.

(Apud Saepudin)

Img 20240526 223458
Img 20240526 223458