Bogor,–Dirgantara7.com | Wali Kota Bogor, Bima Arya menjadi narasumber acara 7th Asia Pacific Summit of Mayors Asia Pacific Cities Alliance for Health and Development (APCAT) atau aliansi kota-kota Asia Pasifik untuk pengendalian tembakau bertema ‘together we bring health solutions’ di Hotel Prime, Bali, Kamis (1/12/2022).
Dihadapan para peserta APCAT dan berbagai komunitas yang hadir, Bima Arya menyampaikan sudah 6 tahun APCAT didirikan di Kota Bogor. 2 tahun pandemi dalam sejarah semuanya fokus dalam masalah kesehatan.
“Belum ada dalam sejarah masalah kesehatan menjadi terpenting. Dengan kolaborasi kita bisa melalui pandemi,” katanya.
APCAT adalah aliansi regional dari wali kota dan pemimpin daerah dari 82 kota di 12 negara di Asia Pasifik yang bekerja secara kolektif untuk mendapatkan komitmen politik menawarkan solusi lokal untuk masalah lokal.
Co chair APCAT ini percaya bahwa peran pemimpin daerah adalah kunci untuk membawa perubahan melalui tata kelola tingkat kota yang baik.
Tujuan APCAT kata Bima Arya adalah untuk memastikan pendekatan seluruh pemerintah dalam menawarkan solusi kesehatan melalui pembangunan komitmen politik yang lebih kuat, peluang kemitraan baru, pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan dan efektif serta kinerja & hasil sistem kesehatan yang lebih kuat.
APCAT juga bertujuan untuk mempercepat kemajuan menuju penghentian penggunaan tembakau, serta mencegah beban PTM (Penyakit Tidak Menular) yang dapat dihindari, menghilangkan TB dan virus hepatitis dan meningkatkan sinergi antara program kesehatan dan pembangunan dan mempromosikan tanggapan terpadu jika memungkinkan dan dengan demikian mencegah kematian sebelum waktunya.
Disamping itu, dalam pengendalian tembakau, APCAT bekerja untuk advokasi kebijakan di tingkat nasional dan praktik kebijakan di tingkat daerah.
Ada beberapa tindakan prioritas sesuai dengan konteks lokal, yakni mewujudkan kota bebas asap rokok, melarang iklan dan promosi tembakau, advokasi kebijakan untuk peringatan kesehatan yang lebih besar, advokasi kebijakan untuk menaikkan pajak atas produk tembakau dan alkohol serta penggunaannya untuk promosi kesehatan, menghentikan campur tangan industri tembakau, melaksanakan pengendalian dan pencegahan PTM di pelayanan kesehatan primer, menciptakan generasi bebas tembakau, membangun aliansi wali kota tingkat negara dan membina kemitraan dengan pembuat kebijakan nasional dan media, memantau kemajuan dan memastikan keberlanjutan.
“Saya mengapresiasi acara hari ini untuk memotivasi gen Z dan gen Y untuk memotivasi dan menginspirasi mereka mengenai pengendalian tembakau,” kata Bima Arya.
Selain itu APCAT fokus dalam kepemimpinan untuk perkuat komitmen kepemimpinan dalam memposisikan pengendalian tembakau, PTM, kesehatan paru-paru, dan vaksinasi sebagai prioritas.
Bahkan, selama masa sulit Covid-19.
Pihaknya juga memastikan akuntabilitas pemerintah daerah dalam memajukan efektivitas program pengendalian tembakau, PTM, program vaksinasi rutin dan Covid-19 serta mencegah pengaruh yang tidak semestinya dari industri tembakau dan industri komoditas tidak sehat lainnya.
Bima Arya juga menekankan keberlanjutan. Memastikan upaya pemerintah daerah untuk berinvestasi dan mempertahankan kapasitas dan program sistem kesehatan daerah; untuk memastikan pendekatan seluruh pemerintah dalam pengendalian tembakau, PTM, kesehatan Paru, Covid-19, Hepatitis B dan vaksinasi rutin lainnya.
Di Indonesia, Aliansi Wali Kota atau APEKSI semakin diperkuat yang dibentuk pada tahun 2011 dengan 12 wali kota. Saat ini lebih dari 150 wali kota sebagai anggota. Asosiasi ini telah menjadi pendorong utama kemajuan subnasional dalam bebas rokok, melarang iklan tembakau dan mencegah campur tangan industri.
Bima Arya menyampaikan, per November 2022, 306 kota dan kabupaten mengadopsi Perda Kawasan Tanpa Rokok. APEKSI sekarang menjadi mitra utama Kementerian Kesehatan untuk pengendalian tembakau dan program kesehatan lainnya.
“Saat ini menjadi mitra yang lebih strategis bagi Kemenkes untuk merespons Covid-19,” ujarnya.
APCAT adalah forum untuk membangun kepemimpinan politik, memastikan keberlanjutan dan membangun akuntabilitas kepemimpinan politik subnasional untuk intervensi kesehatan masyarakat.
“Ini telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk memajukan pengendalian tembakau di tingkat nasional dan daerah,” jelas Bima Arya.
Tak hanya itu, APCAT juga berbagi pembelajaran dan praktik terbaik menghubungkan kota ke kota, kota ke pemerintah pusat dan negara ke negara untuk meningkatkan hasil kesehatan dan mengkonsolidasikan komitmen politik untuk kepemimpinan kesehatan.
“APCAT menyatukan 82 kota di 12 negara untuk menerapkan langkah-langkah pengendalian tembakau yang efektif,” katanya.
(Gilang)