Bogor,–Dirgantara7.com | Merayakan International Literacy Day yang jatuh setiap 8 September, Sekolah Bogor Raya (SBR) menggelar berbagai rangkaian kegiatan, tak terkecuali bedah buku ‘Positif’ bersama Wali Kota Bogor, Bima Arya.
Di bedah buku yang digelar di Douglas Stoltz Auditorium, SBR, Senin (12/9/2022), Bima Arya membagikan pengalamannya menulis buku ‘Positif’ kepada ratusan siswa-siswi SMP/SMA SBR.
“Saya itu bisa baca dari TK (0) nol besar, dan sudah senang baca dari SD, sementara mulai serius menulis saat kuliah,” ujar Bima Arya.
Sejak SD Bima Arya mengaku sudah diberikan buku-buku kisah Mahabharata. Ia pun sering mencurahkan isi hati di buku diary dan saat kuliah mulai menulis artikel, pernah juga membuat cerpen kisah cinta di Australia dan sekarang sudah beberapa buku yang ditulis.
“Karena suka baca jadi seperti di charge, banyak kosa kata, banyak pengetahuan jadi terlatih untuk nulis. Bisa menulis itu karena suka baca,” tuturnya.
Ia menceritakan, ada buku yang ditulis dengan penuh senyum ketika menulis kisah cinta. Ada juga artikel yang ditulis dengan kemarahan saat mengkritik pemerintah.
“Tapi buku ini (Positif)saya tulis dengan air mata, dengan hati penuh kegalauan dan kesedihan yang luar biasa,” katanya.
“Saya menulis buku ini dengan sedih karena saya gak tahu apa buku ini bisa selesai atau tidak, apa saya bisa keluar dari rumah sakit atau tidak, saya berharap kepada Allah berilah kesempatan saya untuk sembuh agar bisa membagikan pengalaman ini kepada warga Kota Bogor yang saya cintai,” terangnya.
Sebab, saat itu ia merupakan pasien Covid-19 pertama di Kota Bogor. Hari pertama ia dirawat di RSUD banyak sekali yang mengirim pesan berbagai pertanyaan. Hari kedua ia pun berpikir untuk menulis buku agar bisa dibaca banyak orang sehingga bisa belajar dari pengalamannya. Ia mulai menulis buku ‘Positif’ di hari ketiga ia dirawat.
“Paragraf pertama buku ini dimulai ketika saya bertemu presiden lalu saya bertanya soal Covid-19 di Indonesia. Saat itu kita semua tidak pernah membayangkan Covid-19 bisa begitu dahsyat menyerang Bogor dan seluruh dunia,” katanya.
Ia melanjutkan, pemberian nama Positif di buku ini pun bukan semata-mata karena ia terkonfirmasi positif Covid-19, namun ada makna lain dari kata Positif ini yakni hanya orang-orang yang berpikir positif lah yang bisa menjadi orang sukses.
Di akhir Bima Arya menegaskan, masa depan itu dimiliki, digenggam oleh orang-orang yang menyiapkan dari sekarang, masa depan itu disiapkan dan dijemput bukan ditunggu, menyiapkan dan menjemput masa depan dengan membaca.
“Membaca itu jendela dunia. Membaca akan mengantarkan Anda masuk ke semua wilayah peradaban dunia, ke semua wilayah pemikiran yang sangat mengagumkan. Rugi kalau gak suka membaca. Bagi yang belum suka membaca coba deh baca apapun itu Insya Allah akan bermanfaat,” katanya. (Dede hanapi)