Bogor,–Dirgantara7.com | Wali Kota Bogor, Bima Arya menerima kedatangan peserta program 100 parlemen muda dari Politician Academy di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Senin (13/2/2023).
Bima Arya menyampaikan tantangan terbesar politisi saat ini adalah menjadi politisi yang berkarakter dan itu memerlukan proses yang cukup panjang. Selama 10 tahun menjabat Wali Kota Kota Bogor, Bima Arya mengaku belajar banyak sekali tentang makna dari karakter.
“Singkatnya saya memahami karakter itu tentang nilai, politisi yang berkarakter adalah politisi yang mendasarkan semua langkah, pemikiran dan tindakannya dengan nilai, tanpa itu maka dia tidak punya karakter. Saya meyakini apapun tantangan kita ketika tolak ukur dan pijakannya jelas, yaitu nilai maka akan terasa ringan menghadapi dan menjalaninya. Jadi berbasis nilai menurut saya itu penting yang harus dijunjung tinggi selain etika, sopan santun, penghargaan dan apresiasi,” kata Bima Arya.
Menjadi seorang politisi atau pemimpin yang berkarakter sambung Bima Arya, adalah bagaimana menempatkan nilai terhadap semua langkah. Bagi dirinya berpolitik adalah alat dan menjadi wali kota atau legislatif itu alat yang tujuannya adalah untuk kebaikan memberikan kemaslahatan dan kemudahan, kemuliaan serta kebanggaan. Dirinya juga mengaku bahwa dirinya mengalami masa-masa merasa muak dengan politik.
Untuk yang ingin maju mengikuti kontestasi kepala daerah atau perwakilan rakyat, sebut Bima Arya, logistik menjadi aspek yang harus dipersiapkan, namun demikian aspek yang penting dan menentukan adalah fashion dan strategi, dimana keduanya saling menguatkan serta database menjadi aspek penting sebagai penunjang.
“Jadi logistiknya relatif saja, yang penting kita memiliki strategi yang pas, ” ungkapnya.
Sambil menceritakan pengalaman dirinya mengikuti semua fase pilkada, hal penting lainnya adalah vision yang bisa disampaikan dalam orasi yang memiliki substansi. Pemilihan diksi, intonasi, topik atau tema yang saat ini menjadi kendala bagi banyak politisi yang tidak memiliki kemampuan komunikasi publik yang dahsyat. Sehingga orasi yang disampaikan tidak sekedar informatif, tetapi juga inspiratif agar mampu memikat konstituen atau masyarakat.
Melalui kegiatan dialog tersebut, 22 peserta yang diterima jelas Bonggas A. Candra adalah calon-calon parlemen muda se-Indonesia, mulai dari Papua hingga Sumatera. Selama 6 bulan sampai 1 tahun di training di Politicians Academy dalam rangka mempersiapkan sebaik mungkin.
“Kunjungan mereka ke sini adalah untuk bisa belajar bagaimana menjadi politisi yang baik ketika mereka nanti menjadi anggota dewan. Pak Wali adalah salah satu pimpinan yang kami lihat bisa menjadi teladan bagi teman-teman,” kata Bonggas A. Candra.
(Dede hanapi)