Bali,–Dirgantara7.com | Untuk mengamankan perairan teritorial di sekitar Bali, lokasi penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi G20, TNI Angkatan Laut mengerahkan 12 kapal perang.
Kehadiran mereka didukung pula oleh 3.000 personel, termasuk satuan-satuan khusus. TNI Angkatan Laut mengerahkan beragam kapal perang, mulai dari kapal tanker, kapal pendarat, korvet, fregat, hingga perusak berpeluru kendali.
Kapal perang yang terlibat dalam pengamanan itu, antara lain, perusak kawal rudal, KRI Raden Eddy Martadinata-331, dan KRI Fatahillah 361.
Selain itu, TNI Angkatan Laut juga mengerahkan korvet sigma KRI Sultan Iskandar Muda-367, korvet kelas Parchim, yaitu KRI Sultan Nuku-373, KRI Untung Suropati-372, dan Hasan Basri-382. Fregat lain yang juga turut terlibat adalah KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Karel Satsuit Tubun-356.
Selain itu, TNI Angkatan Laut juga mengerahkan dua kapal pendarat amfibi, yaitu KRI Teluk Banten-516 dan KRI Surabaya-591. Kapal-kapal itu akan didukung kapal tanker, KRI Tarakan-905. Unsur gabungan dari Armada 1, 2, dan 3 itu juga didukung tiga helikopter Panther dan dua helikopter Bell.
Sebagai Komandan Satuan Tugas Laut itu, Yudo menunjuk Panglima Armada 2 Laksamana Muda TSNB Hutabarat. Pengamanan perairan teritorial pun hanya dilakukan oleh TNI AL.
Tidak ada kekuatan militer gabungan dari negara-negara anggota G20 yang terlibat dalam pengamanan itu.
(Red)