KOTA BOGOR, –Dirgantara7.com | Akibat pertanyaan nyeleneh oknum guru jawab siswanya dengan kaki. Hal itu dialami oleh siswa berinisial MA yang kini diketahui duduk di bangku kelas XI SMK Bhakti Insani Kota Bogor.
Ia mengaku ditendang oleh salah satu oknum guru (Pembina OSIS). “Saya ditendang sebanyak 4 kali dilengan bagian atas,” ungkap MA, Senin (28/8/22) ketika bersama orang tuanya menemui oknum guru pembina OSIS untuk meminta keterangan.
Menurutnya, kejadian itu bermula ketika gurunya sedang menerangkan pemilihan dan pencoblosan OSIS yang saat itu cuma ada tiga nomor. “Saya bertanya kepada pak guru. “Pak kalau untuk coblos nomor 4 ada tidak pak”?. tanya MA kepada guru-nya. Akan tetapi, sontak seketika (guru) langsung menghampiri dan menendang sebanyak 4 kali,” terangnya.
“Saya itu benar-benar enggak tau, makanya saya tanya. Bukan dijawab malah ditendang-tendang didepan siswa yang lain, kemudian saya melindungi diri, takutnya ke dada. Karena keadaan saya sedang duduk, beres ditendang saya langsung disuruh push up,” tutur MA menjelaskan kejadian tersebut kepada Wartawan, Senin (29/08/22).
Orang tua MA mengaku tidak terima atas perlakuan oknum guru tersebut kepada anak-nya. “Saya enggak bisa ngebayangin sakit dan malu-nya anak saya. Anak saya ditendangin itu didepan teman-tamannya,” ucapnya, Senin (29/8/22).
“Dari hari Jumat saya sudah tahan-tahan, dia (guru) gampang aja minta maaf, hati saya enggak bisa lupa dengan kejadian ini. Anak saya enggak nakal enggak apa, cuma karena pertanyannya seperti itu anak saya ditendang-tendang,” katanya kesal.
Sementara itu, Oknum guru pembina OSIS TR mengaku menyesali perbuatannya dan ia sudah melakukan pendekatan serta permohonan maaf.
“Intinya itu terjadi dan siswa tersebut sudah saya panggil sudah lakukan pendekatan dan permohonan maaf, ini khilaf. Apa pun bentuknya saya akui salah. Tetapi karena situasional,” ungkap TR, Senin (29/8/22).
Kadang lontaran anak (MA) itu sedikit meledek. gimana sih kalau diledek rasanya.? enggak enak omongannya, kadang-kadang bisa dong emosi. “Itu sudah saya klarifikasi kepada orang tuanya, yang bisa saya lakukan hanya permintaan maaf. Bukan kita tendang kekerasan, kita senggol, tetapi memang bentuknya tidak bagus. Intinya situasional terjadi yang kita lakukan kalau sudah terjadi, kita minta maaf. Gentleman kita minta maaf kepada orang tuanya,” tutur TR.
“Saya selaku Pembina OSIS tetap bertanggung jawab apapun bentuknya. Kalau memang ada biaya pengobatan saya bertanggung jawab, itu bentuk sebagai garda terdepan rawan dengan benturan,” tegasnya.
TR mengaku hal tersebut sudah diketahui oleh pimpinannya (Kepala Sekolah) dirinya pun langsung melaporkan kejadian tersebut. “Sudah saya laporkan, ya’ gatau lagi apa yang bisa dilakukan selain meminta maaf. Intinya saya bertanggung jawab itu salah, mau gimana lagi.? Saya mengakui salah,” imbuhnya.
TR menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada hari Jumat, (26/8/22). Ketika pelaksanaan pemilihan OSIS. Ia mengaku kondisinya memang tidak terkendali. “Karena ada lontaran yang saya anggap sedikit melecehkan saya, dengan situasional seperti itu emosional saya timbul dan saya salah, harusnya saya jewer aja, tendangan-nya pun bukan tendangan yang mencederai, itu karena saya kondisinya berdiri saja yang lebih dekat kaki,” jelasnya. (***/Red)