Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
Nasional

Adat Lama Pusaka Usang, Patah Tumbuh Hilang Berganti. Arpan PAN S.Pd Menggantikan  H. SAHFUDDIN,DPT

buserdirgantara7
274
×

Adat Lama Pusaka Usang, Patah Tumbuh Hilang Berganti. Arpan PAN S.Pd Menggantikan  H. SAHFUDDIN,DPT

Sebarkan artikel ini
Img 20210725 Wa0150

Dirgantara7Com// Tari Yau…yau Ropatai Menjadi Tempat Meluahkan Kegembiraan Dari Anak Batino  K erinci, jambi- Buser Dirgantara7.com Patah tumbuh,hilang berganti. hilang satu berganti satu. kecil  bernama, besar bergelar.

“Karamta sudah berdiri, gong sudah di bunyikan pertanda acara adat mulai berlangsung.

” itulah acara adat yang berlangsung di desa kayu aho mangkak koto lanang kecamatan depati VII minggu 25/07/2021. Dalam acara tersebut
dihadiri oleh Depati Nenek mamak lain nya antara lain, Drs. Afrianto,Dpt. Eska Elsa,M.Si, Mulyadi, M.Ag,Dpt
Aswir, Dpt
Serta Tokoh Depati lain nya..
Yang di simbolkan ” Adat bersendi syarat,Syarat bersendi kitabullah itu lah semboyan nya.
Patah tumbuh hilang berganti.

“ARPAN S.Pd kepsek Sd 01/III koto lanang  di anugrahi gelar Dpt muncak hitam susun negeri,  sebagai pengganti almarhum Sahpudin gelar Dpt.
Saking lekatnya relasi antara agama dengan makam, kakek moyang kita tak segan pula menaruh makam berdekatan dengan ruang sembahyang. Lihat saja di sekitar masjid Kota Gedhe, disemayamkan jasad para peletak dasar kerajaan Mataram Islam, yakni Ki Gede Pemanahan, Panembahan Senapati, dan Sunan Seda ing Krapyak. Selain itu, dijumpai pula makam Sultan Hamengku Buwana II, Pangeran Adipati Pakualam I, serta sejumlah besar makam keluarga raja Mataram lainnya.

“Keterangan lisan ini ternyata cocok dengan fakta yang tersurat dalam Babad Lêlampahanipun Radèn Mas Arya Gôndakusuma (MN IV 1853-1881): “Kala kagungan putra kaping 14 miyos putri, seda sareng kalihan ibu, ing malem Jumuwah Kaliwon, wanci jam 3 tanggal kaping 27 wulan Sapar, ing tahun Jimakir, ongka 1778. Layonipun raden ayu wau kasareaken ing ardi Mangadeg, putrinipun wonten ing Masjid Kauman ler.

Terjemahan bebasnya: “Ketika melahirkan anak yang ke 14, yang meninggal bersama ibunya, di malam Jumat Kliwon, pukul 3 tanggal 27 bulan Sapar, tahun Jimakir, 1778. Jenazah raden ayu disemayamkan di Ardi Mangadeg, putrinya di Masjid Kauman Ler.”
Yang mana kehendak anak batino berserta anak jantan, untuk melerai yang kusut – kusut serta menjernih yang keruh dan menyuluh yang gelap tidak terlepas dari Nenek mamak gelar Dpt.

Rilis/Feki

Img 20240526 223458
Img 20240526 223458