Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
Beritaormas

Berduyun-Duyun Umat Hindu Bali Berdoa di Pura Rayakan Galungan

buserdirgantara7
82
×

Berduyun-Duyun Umat Hindu Bali Berdoa di Pura Rayakan Galungan

Sebarkan artikel ini
Screenshot 2023 08 02 13 54 08 59

Denpasar ,- Dirgantara7.com // Umat Hindu Bali merayakan Galungan pada Rabu (2/8/2023). Mereka berduyun-duyung datang ke pura untuk beribadah sejak pagi ini.

Misalkan di Tabanan, Bali. Sejumlah pura seperti Pura Puseh, Pura Bale Agung, dan Pura Dalem mulai dipadat oleh umat Hindu sejak pukul 06.00 Wita.

“Khusus di wilayah Desa Adat Kota Tabanan, persembahyangan di tiga pura itu berlangsung dari pukul 06.00 hingga 09.00 Wita,” tutur Bendesa Adat Kota Tabanan I Gusti Gede Ngurah Siwa Sentha pada Rabu.

Sentha menerangkan persembahyangan menjadi aktivitas utama selama Galungan. Persembahyangan dilakukan dari pura di lingkungan keluarga inti yang disebut merajan.

Setelah itu, umat Hindu berdoa di pura keluarga besar yang dikenal dengan Pura Ibu, Pura Panti, atau Pura Batur. Selanjutnya, persembahyangan dilakukan di pura lingkungan banjar adat hingga desa adat.

“Minimal persembahyangan dilakukan di lima pura. Kalau masih ada waktu bisa lebih dari itu,” ujar Sentha.

Persembahyangan digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan karena telah memberikan berbagai rahmat seperti kesehatan, kesejahteraan, keselarasan hidup, hingga kedamaian. “Galungan itu hari untuk merayakan kemenangan dharma (kebaikan) atas adharma (keburukan),” ungkap Sentha.

Ramainya pura oleh umat Hindu juga terlihat di Pura Agung Jagatnatha, Denpasar, Bali. Bahkan, umat Hindu dari luar Denpasar juga sembahyang di pura tersebut. Sejak pukul 07.00 Wita, umat Hindu silih berganti ke Pura Agung Jagatnatha.

Pemangku Jan Banggul Pura Agung Jagatnatha Denpasar Ida Bagus Saskara mengatakan sembahyang Galungan tahun ini tidak dilaksanakan secara serentak di pura tersebut. Hal itu dilakukan demi mencegah menumpuknya umat Hindu yang berdoa. Apalagi, kapasitas area dalam pura itu hanya 100 orang.

“Setelah sarana banten disucikan dengan air tirta, mereka sembahyang sendiri-sendiri. Jadi lebih cepat,” kata Saskara.

Saskara menjelaskan Pemerintah Kota Denpasar sudah menerbitkan imbauan agar umat Hindu beribadah di pura lain karena Pura Agung Jagatnatha masih direnovasi. Namun, masih banyak umat Hindu yang ingin berdoa di sana.

“Kenyataan di lapangan kami tidak bisa melarang masyarakat untuk bersembahyang,” ungkap Saskara.

Di Kabupaten Klungkung setali tiga uang. Bahkan, umat Hindu di Klungkung bersiap sembahyang di pura untuk merayakan Galungan sejak pukul 03.00 Wita.

Bendesa Adat Kota Semarapura I Wayan Budarsana mengatakan keramaian umat Hindu sembahyang ke pura dimulai sejak pukul 04.00 Wita. Mereka berdoa di Pura Jagatnatha Klungkung, Pemedal Agung, Catus Pata, Dalem Agung, dan pura-pura besar lainnya di Kota Semarapura.

“Untuk menjaga kekhusyukan umat dalam persembahyangan Galungan ini, Desa Adat Semarapura menurunkan pecalang untuk berjaga sejak pukul 04.00 Wita,” tutur Budarsana.

(Red)

Img 20240526 223458
Img 20240526 223458