Bogor,–Dirgantara7.com // Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, menerima kunjungan Studi Banding dan Peningkatan Keterampilan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Manokwari, yang diterima langsung Sekretaris daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Selasa (1/8/2023).
Didampingi Asisten Umum Setda Kota Bogor, Rakhmawati, Sekda mengucapkan selamat datang kepada peserta studi banding yang dipimpin Ketua Umum GOW Manokwari, Since Budoyo dan Ketua Tim Rombongan Studi Banding, Amelia Swabra.
Penerimaan Studi Banding dari Kabupaten Manokwari ke Kota Bogor juga dihadiri perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bogor, Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (DinKUKM Dagin) Kota Bogor dan Ketua GOW Kota Bogor, Ning Taufik.
Ketua Tim Rombongan Studi Banding, Amelia Swabra, yang juga mewakili Ketua GOW Kabupaten Manokwari, menyampaikan latar belakang pelaksanaan studi banding di tengah era globalisasi pengembangan sumber daya manusia, koperasi dan UMKM yang menjadi skala prioritas yang secara konsisten terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Manokwari.
Peserta studi banding yang terlibat diantaranya para pedagang kecil, pelaku UMKM, organisasi masyarakat, termasuk GOW yang mewakili 25 organisasi.
“Karena UMKM merupakan wahana bagi masyarakat pelaku usaha untuk mengembangkan kualitas manusia yang diharapkan dapat mentransfer pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang produktif serta dapat menumbuhkan jiwa manusia yang merupakan modal dasar menjalankan usaha. UMKM ini dinilai mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi kehidupan ekonomi daerah,” katanya.
Untuk itu lanjut Amelia dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan UMKM dibutuhkan suatu strategi dalam peningkatan SDM.
Sehingga untuk menjembatani itu Kota Bogor dipilih menjadi lokasi studi banding karena secara capaian target dan prestasi sudah banyak yang berhasil diraih oleh Kota Bogor.
“Tujuan studi banding ini kita melihat, belajar, sekaligus mengadopsi dari Pemkot Bogor tentang apa yang sudah berhasil diraih dan dicapai dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM. Karena Kota Bogor sudah terbukti dengan banyak mendapat prestasi,” katanya.
Paparan dari Pemkot Bogor yang disampaikan oleh Sekda Syarifah diawali dengan penayangan video profil Kota Bogor dan kegiatan-kegiatan yang ada di Kota Bogor.
Kota Bogor yang memiliki luas 11.850 Ha dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa memiliki enam kecamatan dan 68 kelurahan.
Dari data tersebut, Kota Bogor yang memiliki luas terbatas dihuni oleh jumlah penduduk yang cukup banyak.
Syarifah mengatakan Kota Bogor yang berdekatan dengan Jakarta yang menjadi pusat ekonomi dan episentrum, memiliki mobilitas penduduk yang tinggi, karena banyaknya masyarakat di Kota Bogor yang juga bekerja di Jakarta dan sekitarnya.
“Kalau setiap pagi bisa dilihat di terminal dan stasiun itu sibuk dengan mobilitas pengguna transportasi massal, setiap hari ada sekitar 80 ribu masyarakat commuter yang menggunakan jasa KRL yang tinggal di Kota Bogor kemudian bekerja di Jakarta,” katanya.
Dengan kondisi sempitnya lahan pertanian dan tidak banyaknya industri besar di Kota Bogor, pendapatan daerah Kota Bogor berasal dari sektor perdagangan dan jasa.
Sehingga kata Syarifah yang dilakukan oleh Pemkot Bogor adalah penguatan ekonomi kreatif peningkatan UMKM dan memperluas sektor pariwisata.
“Jadi UMKM Kota Bogor itu kurang lebih ada 68 ribu, itu sebagian besar masuk ke dalam kerajinan dan kuliner. Kemudian kita juga memperkuat ekonomi kreatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang bisa bertahan dalam situasi dan kondisi apapun,” katanya.
Keberadaan UMKM dan ekonomi kreatif ini juga membantu menekan angka pengangguran.
Untuk terus meningkatkan UMKM Pemkot Bogor juga melakukan kurasi untuk selanjutnya dilakukan pembinaan pelatihan karena setiap UMKM memiliki kemampuan dan tujuan yang berbeda beda.
Selain itu Kota Bogor juga melakukan pembinaan kepada PKL yang ditingkatkan menjadi UMKM yang kemudian ditempatkan di pusat-pusat UMKM.
Dari sisi pemasaran ada beberapa hal yang dilakukan, diantaranya dengan membuat galeri di mal maupun di Dekranasda, membuat 100 persen Bogor Pisan, membuat dan mengikuti pameran baik lokal, regional, nasional hingga keluar negeri.
“Pemasaran produk lokal juga kita bantu melalui regulasi dengan aturan pakaian ASN menggunakan produk lokal setiap hari selasa, sehingga kita bangga menggunakan produk lokal. Nah ini memiliki nilai dan efek ganda yang sangat besar pada saat kita menggunakan produk lokal,” katanya.
Selain itu belum lama ini pada Hari Jadi Bogor 3 Juni Pemkot launching maskot Kota Bogor yang diberi nama Rubo (Rusa Bogor.
“Jadi ini kita persilahkan kepada UMKM Kota Bogor untuk memproduksi tanpa royalti dan kita sudah dipasarkan. Ini terus kita sosialisasikan ke masyarakat setiap diantaranya dengan kegiatan setiap minggu ada fashion show di gang-gang di setiap kelurahan,” katanya.
Dalam kunjungan Studi Banding ini juga diperkenalkan produk UMKM asal Kabupaten Manokwari dan juga penampilan tarian dari para peserta studi banding.
(Dede hanapi)