Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
Nasional

Sebut Dirinya Wartawan Atau Wartawati Tapi Tidak Pernah Mempunyai Hasil Karya Tulis Berita, Apa Masih Pantaskah Jadi Wartawan

buserdirgantara7
167
×

Sebut Dirinya Wartawan Atau Wartawati Tapi Tidak Pernah Mempunyai Hasil Karya Tulis Berita, Apa Masih Pantaskah Jadi Wartawan

Sebarkan artikel ini
Img 20230701 Wa0245

Garut,Buserdirgantara7.com – Dalam berbagai pelatihan, sering menguji melalui beberapa orang dengan tugas – tugas berita yang mereka kerjakan sendiri. Ada yang mengaku sebagai guru namun beritanya seperti menulis artikel.

Sungguh miris sekal. Bahkan, ada yang mengaku sudah mengikuti Uji Kompetensi Utama (UKW), tapi menulis berita masih tak tahu cara menuliskan tanda petik dan koma. Sangat disayangkan sekali hal ini terjadi.

Demikian disampaikan oleh Riky Rustiana salah seorang wartawan senior putra asli Garut, Jawa-Barat. Hal tersebut,dikatakan saat dihubungi Buserdirgantara7.com melalui sambungan selulernya. Sabtu, (01/07/2023) pagi. Kami sengaja untuk meminta pandangan dan pendapatnya terkait masih banyak wartawan atau seorang yang malas menulis atau tidak pernah mempunyai karya tulis. Bahkan tak jarang menulis beritpun menjadi kesulitan.
Riky mengatakan, seseorang mengaku dirinya wartawan maupun wartawati yang bagus, keren, berkualitas,mempunyai nilai jual juga diperhitungkan oleh dunia jurnalistik adalah wartawan yang rajin menulis atau karya tulisnya.

“Saya lihat dan perhatian, masih banyak wartawan yang malas menulis, tidak sedikit mereka yang hanya numpang keren di media. Bahkan, jika mereka seorang jangan lupa untuk sering membaca banyak sumber dan berita. Sebab, tugas wartawan seperti itukan. Bagaimana cara mengedit berita dan menyunting berita, bagaimana bisa mereka menyunting dan mengedit kalau tidak membaca dan tidak pernah punya karya tulis,” ujar Riky.

Lebih jauhnya lagi Riky bertanya, pernahkah kita menemukan tulisan pesan singkat di media sosial seperti contoh diatas..? Tentu pernah, dong! Terutama di dalam Whatsapp Group. Di sana sering yang bertanya seperti di atas.

Suatu contoh, saya sendiri menemukan banyak di grup-grup yang isinya wartawan semua. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa diri mereka sendiri wartawan senior sehingga mereka sudah mencap dirinya orang yang sudah mahir, palih wah dan merasa dirinya pendiri atau perintis utama di medianya dan selalu rajin menulis.

Ada juga yang mengatakan bahwa rata-rata mereka sibuk sehingga tidak menyempatkan diri untuk membaca apalagi kalau untuk menulis berita. Sayang sekali mereka.

“Mengaku wartawan tetapi belum pernah menulis dan malas membaca. Bagaimana caranya menulis kalau tidak membaca? Ada yang bisa menjawabnya..?,” tanya Riky yang saat ini. Dia aktif penulis buku, pemilik media dan instruktur pelatihan Jurnalistik itu.

Lagi – lagi dikatakan Riky, kegiatan membaca itu sangat penting sekali walaupun itu hal yang sepele. Mengapa begitu…? Ketika kita membaca terus kita mempunyai karya tulis, saya rasa semua orang akan tunduk ke kita sebab kita akan dikatakan sebagai orang yang teliti dan berkompetensi.

Kita juga akan memiliki ilmu yang banyak dengan membaca. Bahkan, kita juga akan mendapatkan ilmu menulis. Terutama penggunaan tanda baca dan penulisan kalimat.

“Ketika saya mengajar seputar penulisan, saya selalu meminta mereka untuk membaca. Minimal membaca grup dengan teliti agar tidak lagi bertanya jam dan kapan akan dimulai kegiatan yang ada di grup tersebut, Bahkan, tugas-tugas mereka saya minta untuk dibaca ulang sehingga bisa mereka koreksi sendiri. Beberapa wartawan mengikuti, hasilnya bagus,” terangnya.

Nah, bagaimana pentingnya membaca itu? Sangat penting! Sebab, lanjutnya, dengan membaca anda akan dipandang berkualitas dan mempunyai efek yang luar biasa di mata orang dan wartawan atau wartawati lainnya.

Bahkan, kita pun secara tidak sengaja akan diminta untuk share ilmu, dan yang lain sebagainya. Kualitas kita akan terlihat ketika kita rajin membaca, menulis dan terus kita membagikan hasil tulisan kepada banyak orang, sehingga mereka akan tertarik dan merespon kita dengan hal yang sangat positif.

“Jadi intinya, jangan malas menulis juga harus rajin-rajinlah membaca jika anda sudah mengaku wartawan atau wartawati. Bacalah dengan seksama apa pun jenis tulisan dan setiap kejadian,” tutupnya.( Diky )

Img 20240526 223458
Img 20240526 223458