Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
Beritaormas

Jumlah Bahasa Daerah Yang Direvitalisasi Tambah 12 Jadi 71 Bahasa, Apa Saja..

buserdirgantara7
157
×

Jumlah Bahasa Daerah Yang Direvitalisasi Tambah 12 Jadi 71 Bahasa, Apa Saja..

Sebarkan artikel ini
Screenshot 2023 03 21 06 18 08 49

Jakarta – Dirgantara7.com | Jumlah bahasa daerah yang direvitalisasi Kemendikbudristek tahun ini bertambah. Tambah 12 bahasa daerah jadi total bahasa yang direvitalisasi tahun ini jadi 71 bahasa.

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek (Badan Bahasa) Prof Endang Aminudin Aziz, MA, PhD dalam Diseminasi Pencanangan Tahun Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII di Hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2023).

Aminudin menjelaskan rincian perkembangan revitalisasi bahasa daerah ini:

2021 – 5 bahasa daerah dari 3 provinsi

2022 – total 39 bahasa daerah dari 12 provinsi

2023 – tambah 20 bahasa daerah dari 9 provinsi (hingga Februari 2023) jadi total 59 bahasa daerah. Tambah 12 bahasa dari 7 provinsi (hingga Maret 2023) jadi totalnya 71 bahasa daerah dari 25 provinsi.

Jadi totalnya hingga Maret ini ada 71 bahasa daerah yang masuk program revitalisasi bahasa daerah Kemendikbudristek. Sedangkan total bahasa daerah yang kini diinventarisasi Kemendikbud adalah 718 bahasa daerah.

Badan Bahasa Kemendikbud, diakui Aminudin, terbatas anggarannya bila harus merevitalisasi semua bahasa dalam tahun berjalan. Namun ternyata, saat program sudah berjalan, inisiatif dan ketertarikan malah datang dari banyak pemerintah daerah. Sehingga pemerintah daerah turut menganggarkan untuk merevitalisasi bahasa daerah ini.

“Saat kami jalan ke daerah, banyak pemda yang bilang kok bahasa kami nggak diikutkan untuk direvitalisasi. Kami bilang, dana kami yang diberikan dari Kemenkeu terbatas. Akhirnya mereka bersedia menganggarkan untuk revitalisasi bahasa daerahnya,” imbuh Aminudin.

“Sampai kapan targetnya? Sematinya kita lah. 718 Bahasa daerah itu tidak akan mencapai targetnya,” tutur Aminudin menjawab pertanyaan wartawan pada Februari 2023 lalu.

Sementara per 2019 sudah ada 11 bahasa daerah yang punah, menurut survei dari Badan Bahasa. Sedangkan di tahun 2021, Badan Bahasa Kemdikbud menginventarisasi ada 24 bahasa ibu mengalami kemunduran terancam punah.

“Revitalisasi bahasa ibu ini juga melihat vitalitas atau daya hidup bahasa ibu itu sendiri,” imbuhnya.

Masih menurut data Badan Bahasa Kemdikbud, hanya 76% rumah tangga di Indonesia yang masih menggunakan bahasa daerah dalam rumahnya. Sisanya, menggunakan bahasa Indonesia bahkan bahasa asing.

“Di-breakdown lagi, siapa yang paling malas menggunakan bahasa ibu, ternyata Gen Z dan generasi pasca Z,” tuturnya.

Dua belas bahasa daerah tambahan yang direvitalisasi tahun 2023 ini adalah:

1. Sumatera Utara

• Bahasa Batak dialek Toba
• Bahasa Melayu dialek Asahan

2. Sumatera Selatan

• Bahasa Kayu Agung

3. Kalimantan Tengah

• Bahasa Bakumpai
• Bahasa Katingan
• Bahasa Sampit

4. Sulawesi Tengah

• Bahasa Saluan

5. Maluku

• Bahasa Seram
• Bahasa Tarangan Barat

6. Maluku Utara

• Bahasa Sahu

7. NTT

• Bahasa Adang
• Bahasa Kabola

(Red)

Img 20240526 223458
Img 20240526 223458