Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
Beritaormas

Sri Mulyani: Tidak Ada Pembangunan Menunggu sampai Negaranya Kaya

buserdirgantara7
232
×

Sri Mulyani: Tidak Ada Pembangunan Menunggu sampai Negaranya Kaya

Sebarkan artikel ini
Screenshot 2023 01 23 11 38 31 14

JAKARTA, – Dirgantara7.com | Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya pembangunan untuk mendukung kemajuan suatu negara. Dalam proses pembangunan tersebut, pembiayaan melalui instrumen utang menjadi diperlukan.

Bendahara negara itu bilang, instrumen pembiayaan berupa utang turut mendukung berbagai pembangunan inftastruktur di Tanah Air.

Opsi pembiayaan melalui utang dipilih sebab Indonesia tidak dapat menunda pembangunan yang diperlukan untuk kemajuan negara.

“Pembangunan harus diselenggarakan, tidak boleh ditunda, tidak ada pembangunan menunggu sampai negaranya kaya,” ujar dia dalam Ground Breaking Kamus III UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur, Minggu (22/1/2023).

Menurutnya, pembangunan infrastruktur menjadi modal penting bagi kemajuan Indonesia.

Apalagi, Indonesia akan menghadapi fenomena bonus demografi, atau kedaan di mana terjadi peningkatan penduduk usia produktif.

“Kalau generasi yang masih muda tidak dilakukan investasi pada hari ini masa tua mereka menjadi makin sengsara,” ujarnya.

“Jadi investasi dan pembangunan tidak boleh ditunda, dan instrumen APBN adalah instrumen yang sangat penting,” tambah dia.

Pembangunan kampus lewat utang

Perguruan tinggi Islam menjadi salah satu contoh infrastruktur yang dibangun melalui instrumen utang. Salah satu instrumen utang yang digunakan untuk membiayai pembangunan perguruan tinggi Islam ialah Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

“Namanya syariah, tapi tetap utang, artinya kita bayar kembali,” kata Sri Mulyani.

Wanita yang akrab disapa Ani itu menyebutkan, saat ini terdapat dua lembaga yang menyalurkan pinjaman untuk pembangunan perguruan tinggi Islam di Indonesia, yakni Islamic Development Bank (IsDB) dan Saudi Fund for Development (SFD).

Pinjaman dari IsDB mencapai Rp 7,3 triliun dengan pinjaman aktif saat ini sebesar Rp 2,75 triliun. Sementara pinjaman yang disalurkan melalui SFD sebesar Rp 2,7 triliun.

“Itu tidak apa-apa, tetap menggunakan syariah, instrumennya di desain sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, tetap hati-hati secara keuangan dan secara ke-Islaman, dikelola dengan baik, dibayar kembali dengan baik, itu yang namanya upaya keuangan negara untuk membangun umat,” tuturnya.

Melalui dua lembaga tersebut, Indonesia membangun sejumlah perguruan tinggi Islam di antaranya UIN Alauddin Makassar, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

(Red)

Img 20240526 223458
Img 20240526 223458