Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
BeritaormasPeristiwa

Tangis Haru Penyintas 1965 Kala Jokowi Akui Pelanggaran HAM Masa Lalu

buserdirgantara7
188
×

Tangis Haru Penyintas 1965 Kala Jokowi Akui Pelanggaran HAM Masa Lalu

Sebarkan artikel ini
Screenshot 2023 01 11 18 53 53 02

Jakarta – Dirgantara7.com | Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui sejumlah pelanggaran HAM berat masa lalu, termasuk tragedi 1965. Pengakuan atas pembantaian massal 1965 itu pun disambut tangis haru oleh para penyintas 1965.

Momen haru ini disampaikan oleh Uchikowati Fauzia selaku Ketua paduan suara Dialita. Dialita merupakan kelompok paduan suara yang anggotanya adalah para perempuan mantan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani).

Uchi sendiri juga merupakan penyintas tragedi berdarah tersebut. Ayahnya, DS Santosa, Bupati Cilacap periode 1958-1965 termasuk orang yang ditahan karena dituduh terlibat dalam gerakan G 30 S PKI. Uchi mengatakan dia dan teman-temannya menangis saat mendengar pengakuan Jokowi atas tragedi 1965. Ia ingat dengan para korban 1965.

“Menangis. Ingat para korban yang sudah wafat,” kata Uchi saat dihubungi, Rabu (11/1/2022).

Dia juga bersyukur bahwa yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Sebab ini sesuai dengan amanat Keppres No 17 Tahun 2022.

“Yang pertama saya bersyukur pada Tuhan, akhirnya yang kami tunggu itu datang yaitu penyesalan atas terjadi peristiwa 1965/1966 sebagai peristiwa pelanggaran HAM yang berat.

Sebagaimana yang diamanatkan dalam Keppres Nomor 17 tahun 2022 tentang pemulihan untuk korban dan keluarga, kami merasa penting tetap mengawal sampai tuntas,” tuturnya.

Dia mengatakan bahwa teman-temannya di Dialita tetap merawat harapan. Inilah yang menjadi sumber kekuatan para penyintas 1965 ini.

“Kami selalu bilang kita harus punya harapan. Sekalipun penguasa atau siapa pun membuat kita tidak punya harapan. Kita harus lawan. Harapan itu ada dalam diri sendiri. Harapan tidak akan hilang jika kita tetap menumbuhkan merawat harapan. Itu sumber kekuatan kami,” ujarnya.

Pengakuan Pelanggaran HAM Masa Lalu

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengakui sejumlah pelanggaran HAM berat masa lalu yang pernah terjadi di Indonesia. Ada 12 pelanggaran HAM berat yang diakui Jokowi.

“Dengan pikiran yang jernih dan hati yang tulus, saya sebagai Kepala Negara Republik Indonesia mengakui pelanggaran hak asasi manusia yang berat memang terjadi di berbagai peristiwa.

Dan saya sangat menyesalkan terjadinya pelanggaran HAM yang berat,” kata Jokowi dalam konferensi pers

(Red)

 

Img 20240526 223458
Img 20240526 223458