Bogor,–Dirgantara7.com | Wali Kota Bogor, Bima Arya menjadi pembicara Ibn Khaldun International Conference on Applied and Social Sciences (IICASS) 2022 dengan tema Challenges and Opportunities in Achieving SDG’s Targets to Fulfill the Basic Needs of the People yang dilaksanakan Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, Rabu (26/10/2022).
Acara tersebut dilaksanakan secara hybrid, juga diikuti peserta dari negara lain, diantaranya Malaysia, Turki, Gambia dan Yaman. Pada kesempatan itu, dalam Bima Arya menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan acara tersebut.
Di hadapan para peserta dan semua yang hadir, Bima Arya menyebutkan lurah adalah seorang profesor, motivator dan konseptor.
“Bagi saya lurah itu profesor, yang harus memiliki dan menguasai data. Selain itu mereka dituntut tidak sekedar memiliki konsep untuk mendiagnosa persoalan yang ada di wilayahnya, tapi juga harus menjadi motivator karena mereka harus mengedukasi dan membawa warganya ke PAUD, Posyandu. Sebagai seorang konseptor, lurah juga dituntut untuk mempersiapkan apa yang ingin dilakukan,” kata Bima Arya.
Bima Arya menuturkan, hari ini tidak ada pekerjaan yang mudah untuk lurah. Untuk itu dalam rangka memberikan motivasi dan dorongan bagi para lurah dalam menjalankan tugasnya, diberikan insentif agar semangat dan sukses dalam menjalankan tugasnya.
Selain lurah, Bima Arya menjelaskan dan mengajak para generasi muda Kota Bogor khususnya untuk peduli dengan isu perubahan iklim, lingkungan, pengelolaan sampah, kebencanaan maupun isu lingkungan lainya mempersiapkan untuk generasi mendatang.
“Bagaimanapun pemerintah tidak bisa mengabaikan potensi yang dimiliki generasi muda. Di Kota Bogor, kita terus mengkampanyekan pengelolaan sampah, diantaranya pengurangan pemakaian kantong plastik. Selain itu kita juga tengah menuju penggunaan kendaraan bertenaga listrik,” ujar Bima Arya.
Terkait Sustainable Development Goals (SDG’s) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, Bima Arya mengungkapkan kondisi saat ini merupakan era ketidakpastian yang ke depan semua negara didunia dihadapi dengan potensi krisis, mulai dari kesehatan, perang yang berdampak ekonomi hingga politik di tahun mendatang.
“Saat ini yang menarik dan menjadi persoalan adalah kita tengah hadapi di era yang penuh ketidakpastian atau dilema ketidakpastian, mulai dari perang yang berdampak bagi seluruh dunia dan kerusakannya sangat luas. Setelah pandemi hampir berakhir, kita tidak pernah tahu potensi tantangan lain ke depan. Ini adalah era yang penuh ketidakpastian, tantangan yang akan dihadapi sangat besar, ” ungkapnya.
Bima Arya meyakini dan percaya keajaiban Pentahelix mampu menjadi kunci atau jalan keluar menyelesaikan tantangan maupun potensi persoalan.
Dengan kolaborasi, semua pihak saling membantu sehingga mampu menghadapi dan menangani persoalan, semua stakeholder bergerak dengan sumber daya yang dimiliki.
“Dengan sistem kolaborasi, saya yakin bahwa kita ada di trek untuk mencapai target yang ingin dicapai,” jelasnya.
Di kesempatan yang sama, Wali Kota Bogor, Bima Arya bersama Rektor UIKA Bogor, Prof. H. E. Mujahidin dan Ketua Yayasan UIKA, Ketua Senat Akademik UIKA, Prof. Didin Hafidhuddin melaksanakan soft launching UIKA International Journal of Economics, Community Empowerment and Sustainability.
(Dede hanapi)