Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
BeritaormasOlahraga

Hari ini, Jokowi Bertemu Presiden FIFA untuk Bahas Transformasi Sepak Bola Indonesia

buserdirgantara7
193
×

Hari ini, Jokowi Bertemu Presiden FIFA untuk Bahas Transformasi Sepak Bola Indonesia

Sebarkan artikel ini
Screenshot 2022 10 18 08 18 33 68

JAKARTA,-Dirgantara7.com | Presiden Joko Widodo akan menerima Presiden FIFA Gianni Infantino di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (18/10/2022) siang.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

“Benar rencananya Bapak Presiden akan menerima Presiden FIFA di Jakarta,” ujar Bey

Adapun pertemuan kedua pemimpin tersebut dijadwalkan pukul 12.00 WIB.

Sebelumnya, kabar pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden FIFA disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

“Bapak Presiden akan bertemu Presiden FIFA untuk membahas transformasi sepak bola Indonesia, surat yang diberikan FIFA ke Pak Presiden itu,” ujar Erick pada 10 Oktober lalu.

Sebelumnya, Erick Thohir sudah bertemu Gianni Infantino di Doha, Qatar pada 5 Oktober 2022.

Dalam pertemuan itu, Gianni menyebut FIFA siap mendukung sepak bola Indonesia sebagai olahraga paling populer di Tanah Air agar jadi kebanggaan rakyat dan menjadi salah satu pilar yang berkontribusi terhadap kemajuan bangsa.

“FIFA bersama pemerintah, AFC dan PSSI dalam transformasi itu, tinggal kita tunggu saja hasil rapat Presiden FIFA dan Bapak Presiden karena keduanya sudah berkomunikasi, ada beberapa poin sudah disampaikan Bapak Presiden,” ungkap Erick.

Pembicaraan pertama adalah bagaimana audit fasilitas lapangan sepak bola di Indonesia. Untuk standar internasional harus ada CCTV dan akses masuk penonton mesti terpisah dengan pemain.

Hal kedua adalah adanya latihan bersama, maupun standarisasi keamanan bersama.

“Tentu bersama TNI, Polri, panitia pelaksana supaya semuanya persepsinya sama, supaya jangan saling menyalahkan, apalagi kan kemarin kejadian yang sangat memilukan, memakan korban,” ungkap Erick.

Hal ketiga adalah sikap suporter sepak bola itu sendiri. Perubahan sikap suporter sepak bola seharusnya dapat menjadi alat pemersatu, bukan malah memakan korban antarsuporter.

Kemudian, soal jadwal pertandingan yang harus sesuai kesepakatan berbagai pihak.

“Keempat, bagaimana jadwal pertandingan itu harus sesuai dengan kesepakatan berbagai pihak dan izinnya satu atap sudah selesai, tidak boleh ada pergeseran sehingga mungkin keamanan tidak siap, atau masyarakat malah mengalami kemacetan total karena ada pertandingan sepak bola,” ujar Erick.

Hal-hal tersebut akan dikaji ulang FIFA, yang bakal berkantor di Indonesia selama tiga hingga enam bulan, bahkan hingga setahun, untuk menjaga transformasi sepak bola Indonesia.
(*)

Img 20240526 223458
Img 20240526 223458