Jakarta,–Dirgantara7.com | Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan Presiden Joko Widodo telah menyetujui dua nama produk vaksin Covid-19 buatan dalam negeri, yaitu vaksin Inavac dan Indovac.
Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan vaksin Inavac dengan platform inactivated virus dikembangkan tim peneliti dari Universitas Airlangga bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia. Sementara Indovac dengan platform subunit protein dikembangkan PT Bio Farma dan Baylor College of Medicine.
“Vaksin pertama Indovac untuk vaksin BUMN, dan kedua adalah vaksin Merah Putih dengan platform inactivated virus, namanya Inavac dan sudah disetujui Presiden juga,” kata Penny, Senin (29/8).
Penny menuturkan kedua vaksin Covid-19 itu saat ini telah memasuki tahapan uji klinik fase III dan akan dilanjutkan dengan pemberian izin penggunaan darurat (EUA). Menurut rencana, izin darurat akan diberikan pada September.
Ia menyebutkan saat ini BPOM masih melakukan kajian terhadap laporan penelitian pada ribuan subjek yang menjalani injeksi kedua di masing-masing laboratorium uji coba. Selain itu, BPOM sekaligus mengevaluasi uji klinik kedua vaksin buatan dalam negeri ini terkait kegunaannya untuk vaksin dosis penguat atau booster.
“Uji klinik booster sudah disetujui untuk dilakukan akhir tahun ini. Sehingga program vaksinasi booster dengan vaksin dalam negeri bisa selesai sebelum akhir tahun,” katanya.
Direktur Utama PT Biotis Pharmaceutical Indonesia FX Sudirman menambahkan kapasitas produksi downstream PT Biotis sanggup memproduksi hingga 20 juta dosis vaksin per bulan.
“Khusus pada tahap awal, akan ditingkatkan hingga 5 juta dosis per bulan mirip dengan Indovac,” ujar Sudirman.
Sudirman juga mengaku telah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin agar pelaksanaan vaksin booster Inavac bisa dilaksanakan pada Oktober, November, dan Desember 2022. (Red)