DUMAI – Dirgantara7.com | Operasi Laut Interdiksi Terpadu dengan Sandi Purnama (Gempur Peredaran Narkoba Bersama) resmi ditutup di Dermaga TNI AL, Dumai, Provinsi Riau, Selasa (23/8/2022). Operasi bersama yang melibatkan BNN RI beserta mitra kerjanya seperti TNI, Korpolairud Baharkam Polri, Ditjen Bea Cukai Kemenkeu, Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub serta Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP berjalan dengan lancar.
Kepala BNN RI, Komjen Dr. Petrus Reinhard Golose mengungkapkan kerja sama BNN RI dengan stakeholder terkait membuahkan hasil berupa pengungkapan 3 kasus beserta barang bukti sabu seberat 177,4 kg dan ekstasi sebanyak 19.700 butir serta diamankan 7 tersangka.
Jenderal bintang tiga tersebut mengatakan bahwa hasil pengungkapan kasus tersebut dilaksanakan pada saat praoperasi dan pada saat operasi laut berlangsung.
“Pada masa praoperasi Laut Interdiksi Terpadu digelar, BNN RI telah berhasil mengungkap dua kasus antara lain Kasus 31,7 Kg di Sumsel dan Lampung yang berawal dari informasi masyarakat tentang adanya dugaan peredaran narkoba dari Palembang ke Lampung, BNN RI melakukan penyelidikan. Pada 27/7) lalu, BNN RI berhasil mengamankan seorang tersangka berinisial SU di pintu masuk Gerbang Tol Kayu Agung, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Setelah dilakukan penggeledahan di dalam mobilnya, petugas menyita sebuah tas berisi sabu seberat 31,7 kg. Dqn keesokan harinya, petugas melakukan controlled delivery di daerah Lampung dan mengamankan HZR, di daerah Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung,” papar Komjen Petrus Golose.
“Kedua, kasus 42,6 kg sabu dan 19.700 Butir Ekstasi Jaringan Malaysia-Tanjung Balai. Petugas BNN RI melakukan penyelidikan di daerah Tanjung Balai, Sumatera Utara setelah mendapatkan informasi tentang dugaan peredaran narkoba di kawasan tersebut. Pada 2 Agustus, petugas BNN RI mengamankan tersangka RH alias Ari di Stasiun Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara,” lanjutnya.
Menurut Komjen Petrus, Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan timnya terhadap RH, petugas BNN RI melakukan pengembangan kasus.
“Kami berhasil mengamankan KF alias Fahmi dan JK alias Atan beserta sabu seberat 42,6 kg dan ekstasi sebanyak 19.700 butir yang ditanam di sekitar rumah,” paparnya.
Kepala BNN RI yang jago menembak tersebut juga mengatakan, jajarannya berhasil mengungkap 1 (satu) kasus peredaran narkoba di daerah Aceh Timur, saat operasi laut interdiksi terpadu.
“Pengungkapan ini berawal dari informasi masyarakat tentang pengiriman narkoba jenis sabu dari Malaysia dengan menggunakan kapal boat dengan jalur laut melalui Selat Malaka. Pada 15 Agustus, tim gabungan berhasil mengidentifikasi sebuah kapal yang diduga membawa narkotika ke daerah pantai Pendawa dan kemudian diketahui narkotika tersebut dibawa ke daerah Peureulak, Aceh Timur menggunakan kendaraan. Tim gabungan yang telah stand by melakukan pengejaran dan mencoba menghentikan kendaraan tersebut. Namun pelaku malah tancap gas, tidak mengindahkan peringatan petugas bahkan mencoba menabrak petugas. Petugas akhirnya melakukan tindakan tegas terukur dan berhasil melumpuhkan AS. Setelah dilakukan penggeledahan, petugas menyita sabu seberat 31,2 kg. Tersangka AS sendiri akhirnya meninggal dunia dirumah sakit,” urai mantqn Kapolda Bali tersebut.
Pada pengembangkan selanjutnya, tim melakukan penggeledahan dan berhasil menangkap JU di di daerah Pendawa, Aceh Timur dengan barang bukti sabu 71,9 kg.
Terkait kegiatan operasi laut yang dilaksanakan, BNN RI bersama stakeholders melaksanakan patroli di area Selat Malaka, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Kepulauan Seribu dan sejumlah titik perairan lainnya yang dinilai rawan penyelundupan narkotika.
“Kegiatan ini merupakan wujud sinergi dan kolaborasi seluruh stakeholder dalam rangka pemberantasan jaringan sindikat narkotika guna mewujudkan Indonesia Bersinar,” tutup Kepala BNN RI.
Kepala BNN RI mengucapkan terima kasihnya atas kolaborasi dan dedikasi seluruh tim yang terlibat dalam kegiatan Operasi Laut Interdiksi Terpadu tahun 2022 dengan sandi Purnama tersebut. (Yusdar)