Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
Nasional

Tenaga Kesehatan Berguguran, Ketua DPD RI Ingatkan Pemerintah Segera Antisipasi

buserdirgantara7
179
×

Tenaga Kesehatan Berguguran, Ketua DPD RI Ingatkan Pemerintah Segera Antisipasi

Sebarkan artikel ini
Whatsapp Image 2021 07 09 At 03.28.03

Dirgantara7.Com//JAKARTA – Pandemi Covid-19 bukan hanya memakan korban masyarakat. Jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang meninggal dunia pun tidak sedikit. Di Jakarta, dalam sepekan pertama bulan Juli 2021, tercatat setidaknya 13 tenaga kesehatan yang meninggal.

Untuk itu, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah pusat dan daerah memperhatikan kondisi tersebut. Sebab, berkurangnya jumlah nakes bisa berpengaruh pada pelayanan kesehatan juga penanganan Covid-19.

“Jakarta merupakan barometer bagi daerah lain. Jadi kondisi yang terjadi di Jakarta harus diantisipasi sedini mungkin. Harus menjadi pelajaran wilayah lain dalam meningkatkan kewaspadaan terkait penanganan wabah,” kata LaNyalla, Jumat (9/7/2021).

Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, jumlah kasus kematian nakes di Jakarta ini bertambah lebih cepat daripada tahun 2020 lalu.

“Ini situasi extraordinary. Kita berhadapan dengan virus berbeda dengan tingkat risiko lebih tinggi. Tak bisa dipungkiri lonjakan kasus kematian pada nakes dipengaruhi oleh varian mutasi virus Corona,” ujar LaNyalla.

Senator asal Jawa Timur itu mengatakan, varian tersebut termasuk dalam variant of concern atau varian yang diwaspadai Badan Kesehatan Dunia (WHO). Di antaranya yakni B117 Alfa, B1351 Beta, dan B1617 Delta.

“Tak hanya DKI Jakarta, daerah lain pun harus bersiap dengan prediksi akan
kekurangan tenaga kesehatan lebih besar lagi. Kita tidak mengharapkan hal ini terjadi, tetapi dalam manajemen darurat kondisi terburuk harus dipikirkan dan diantisipasi,” tuturnya.

LaNyalla juga mengingatkan perlunya masyarakat bersiap
menjadi perawat dan dokter untuk diri sendiri. Terlebih nakes dan rumah sakit kewalahan dengan adanya lonjakan pasien Covid-19 beberapa waktu belakangan. Apalagi banyak dari nakes yang akhirnya terpapar dan meninggal.

“Setiap diri kita dituntut bertanggung jawab
memberikan kontribusi dalam penanganan Covid-19. Dengan cara setiap orang
harus bersiap merawat diri, menjadi dokter bagi
keluarganya dan bagi sahabat-sahabat dekat. Jika gejala Covid masih ringan tidak perlu ke rumah sakit, lakukan isolasi mandiri agar tidak
menjadi beban nakes,” tegasnya.

Bagi pemerintah daerah, LaNyalla meminta untuk membuat skenario baru jika harus kekurangan tenaga nakes dalam menghadapi
pandemi ini.

“Selain jumlah nakes berkurang, mereka juga sudah overload pekerjaan dalam menangani pasien Covid-19. Makanya Pemda-pemda perlu menambah jumlah nakes diwilayahnya. Misal dengan meningkatkan jumlah relawan, membuka perbantuan tenaga kesehatan
yang relevan atau menggerakkan siswa-siswi perawat,” tutur dia.

Upaya lainnya, menurut Mantan Ketua Umum PSSI itu, rumah sakit dan komite medik perlu mengatur beban kerja untuk dokter atau nakes lainnya.

“Tetap perlu juga adanya pengaturan atau mobilisasi tenaga dokter dan perawat dengan tetap menjamin ketersediaan alat pelindung diri (APD) lengkap. Ini tak kalah penting karena jam kerja mereka semakin panjang sehingga rentan kelelahan dan stres yang justru bisa membuat kondisi tubuh menurun dan rentan terpapar,” ujarnya.

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, per Rabu (7/7/2021), jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 2.379.397 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 1.973.388 orang sudah sembuh dan 62.908 lainnya meninggal dunia.

(Redaksi)

Editor : Momo

Img 20240526 223458
Img 20240526 223458